Ahok: Saya Hanya Ikan Kecil di Tengah Jakarta

Ahok: Saya Hanya Ikan Kecil di Tengah Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Terdakwa penodaan agama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kembali menyinggung soal anak Taman Kanak-kanak dan film Finding Nemo, saat membacakan pleidoi di persidangan yang digelar Pengadilan Negeri Jakarta Utara di gedung Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (25/4).

Ahok menceritakan, saat dikunjungi anak-anak TK di Balai Kota DKI Jakarta, dia mendapatkan banyak pertanyaan. Terutama soal kenapa dia selalu melawan semua orang, melawan arus dan ribut sama semua orang. Lalu, Ahok mengajak anak-anak menonton bersama-sama cuplikan film Finding Nemo melawan arus. “Setelah itu saya menjelaskan apa pesan moral dari film Finding Nemo, sebagaimana bisa dilihat dalam video YouTube,” katanya di persidangan.

Ahok lantas mengutip kembali dialognya di YouTube itu.

Bapak mau kasih tahu melalui pelajaran ikan ini, bisa lihat tidak tadi papanya tidak izinkan nemo masuk ke jaring. Ya, jadi jaring tadi Nemo bisa keluar masuk kan. Ikan besar kan tertangkap. Kalau ikan nemo tidak mau masuk boleh tidak. Boleh juga. Buat apa dia membahayakan nyawanya. Dia masuk padahal papanya khawatir, kalau masuk ikan itu banyak, bisa kejepit, bisa keangkat. Lalu kita hidup di zaman orang-orang itu kadang-kadang berenangnya salah arah. Jadi persis seperti ikan. Yang benar harus berenang ke bawah. Tapi semua ikan ikut jaring ke atas. Kalau dibiarkan ikut ke atas ikan ini ketangkap akan mati tidak. Jawab anak-anak: mati. Nah, bagaimana mereka bisa tahu apa yang benar? nemo yang tahu. Nemo minta berenang berlawanan arah kira-kira orang nurut tidak. Tidak nurut pertama. Jadi sama. Kita hidup di dunia ini kadang kita melawan arus, melawan orang yang ke arah berbeda sama kita tapi kita tetap lakukan demi menyelamatkan diri. Dia bilang kalau tidak si Dori bisa mati nih ikan. Jadi papanya menjelaskan merelakan anaknya untuk masuk. Lalu ketika dia teriak minta turun, tahu tidak risiko nemo. Tahu, bisa kejepit, mati ikan kecil. Lalu begitu terlepas, ada tidak ikan yang berterima kasih kepada Nemo yang terkapar pingsan. Tidak ada. Jadi inilah yang harus kita lakukan. Sekali pun kita melawan arus, melawan semua orang berbeda arah, kita tetap teguh. Semua tetap jujur tidak apa-apa, asal kita sendiri jujur. Mungkin setelah itu tidak ada yang terima kasih kepada kita, kita juga tidak peduli karena, Tuhan yang menghitung untuk kita bukan orang. Ini pelajaran dari film ikan nemo. Bukan soal ketangkap ikannya tadi. Jadi, orang tanya sama saya, kamu siapa. Saya bilang saya hanya seekor ikan kecil nemo di tengah Jakarta. Seperti itu. Nah, ini pelajaran untuk kita. Lalu disambut tepuk tangan anak-anak.”

Ahok mengatakan, sambutan tepuk tangan anak kecil di akhir cerita itu memberikannya hiburan dan kekuatan baru untuk terus berani melawan arus, menyatakan kebenaran, dan melakukan kebaikan sekaligus seperti ikan kecil nemo dilupakan.

“Karena saya percaya Tuhan, segala jerih payah kita, tindakan tidak ada yang sia-sia. Tuhan yang baik hati mengetahui isi hati saya. Saya hanya seekor ikan kecil Nemo di tengah Jakarta yang akan terus menolong yang miskin dan membutuhkan,” kata Ahok. (boy/jpnn)


Terdakwa penodaan agama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kembali menyinggung soal anak Taman Kanak-kanak dan film Finding Nemo,


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News