Aksi Solo Otto: Indonesia Ini Milik Siapa?

Aksi Solo Otto: Indonesia Ini Milik Siapa?
Aksi Otto Mayor. Foto Radar Semarang/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Tak perlu teman bagi seorang Otto Mayor untuk memperjuangkan kebenaran yang diyakininya. Sebagai bentuk keprihatinan kondisi bangsa yang lagi riuh dengan berbagai kepentingan politik, golongan dan pribadi, dia melakukan aksi demontrasi seorang diri.

Radar Semarang (Jawa Pos Group) memotret aksi yang dilakukan warga asal Papua itu. Sudah sering Otto melakukan aksi seorang diri. Namun Senin (6/2) kembali muncul lagi di Kota Salatiga, Jawa Tengah.

Otto adalah warga Papua yang lama tinggal di Salatiga dan bekerja serabutan, mulai dari tukang becak hingga jualan sayuran. Satu hal yang membuatnya terkenal adalah seringnya melakukan aksi demo tunggal.

Kali ini ia berjalan kaki dari Tingkir ke Bundaran Tamansari melalui Jalan Osamaliki. Ia membawa tulisan berisi kalimat “Indonesia Milik Siapa?”.

“Saya ingin menyentuh hati masyarakat untuk kembali memikirkan bangsa ini. Indonesia milik kita bersama, maka semua harus dilakukan untuk kesejahteraan masyarakat. Termasuk ramai saat Pilkada seperti ini. Sudahilah keributan, kita semua saudara,” terang Otto kepada Radar Semarang.  Ia berjalan tanpa menggunakan alas kaki. Sementara tulisan yang digantungkan di leher dibuat dengan warna cukup mencolok. Sesampai di bundaran, ia sempat berdiri agak lama dan sekali mengitari bundaran sebelum akhirnya pulang.

Usai aksi, Otto bersama keluarganya langsung kembali ke Manokwari, Papua Barat melalui bandara Adi Soemarmo Jogjakarta. “Saya ke Salatiga untuk mengkhitankan anak bungsu, karena maunya di sini,” jelas dia.

Otto yang beristri orang Salatiga, kini telah bekerja sebagai tenaga honorer Satpol PP di Pemprov Papua Barat. Selain itu, ia memiliki warung makan yang cukup laris di Manokwari.

Bapak empat anak ini semakin bangga karena anak sulungnya telah lulus sarjana di Papua dan mendapatkan beasiswa melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

 Tak perlu teman bagi seorang Otto Mayor untuk memperjuangkan kebenaran yang diyakininya. Sebagai bentuk keprihatinan kondisi bangsa yang lagi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News