Anak Buah Prabowo: Keluarga Korban Penculikan Seharusnya Tolak Jokowi

Anak Buah Prabowo: Keluarga Korban Penculikan Seharusnya Tolak Jokowi
Jubir BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade. (Sabik Aji Taufan/JawaPos.com)

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Andre Rosiade heran dengan langkah keluarga aktivis korban penculikan pada 1998 yang menyerukan penolakan terhadap calon presiden Prabowo Subianto. Menurut Andre, seruan itu salah alamat.

Seharusnya, ujar dia, keluarga korban penculikan aktivis, menyerukan tidak memilih calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi selama empat tahun memimpin telah gagal menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat.

"Seharusnya mereka tuntut Jokowi dan tidak memilih Jokowi lagi, karena Jokowi gagal empat tahun menuntaskan kasus pelanggaran HAM," kata Andre ditemui dalam sebuah acara dialog di Jakarta Pusat, Kamis (14/3).

BACA JUGA: Keluarga Korban Penculikan Aktivis '98 Tak Rela Prabowo Jadi Presiden

Andre mengatakan, Jokowi memiliki janji ketika maju pilpres 2014. Dalam program bernama Nawacita, Jokowi berjanji menuntaskan perkara pelanggaran HAM berat jika terpilih.

"Kan jelas, empat tahun Pak Jokowi sudah memimpin bangsa dan negara ini. Itu sudah beliau janjikan (penuntasan kasus HAM), tetapi empat tahun enggak jalan," ujar wasekjen Gerindra ini.

Sebelumnya, sejumlah keluarga korban penculikan aktivis pro demokrasi 1998 yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Orang Hilang (Ikohi) menyerukan penolakan memilih calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan memilih Joko Widodo di Pilpres 2019.

Ketua Dewan Penasehat Ikohi Mugiyanto mengatakan, Prabowo diduga kuat sebagai pelaku penghilangan paksa para aktivis pro demokrasi saat masih aktif menjabat sebagai Komandan Jendral Kopassus TNI AD.

Anak buah Prabowo di Gerindra Andre Rosiade mengajari keluarga aktivis korban penculikan tentang calon yang harus mereka pilih di Pemilu 2019

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News