Anies: Smart City Itu Kota yang Mencerdaskan, Bukan Soal Aplikasi

Anies: Smart City Itu Kota yang Mencerdaskan, Bukan Soal Aplikasi
Anies Baswedan. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menilai pemerintah kerap merasa paling tahu mengenai solusi sebuah masalah tanpa melibatkan pendapat masyarakat.

Anies menyampaikan hal itu dengan merujuk pada kewajiban ketua RT menggunakan aplikasi Qlue dari Pemerintah Provinsi DKI. Aplikasi Qlue banyak mendapat penentangan dari para ketua RT. Mereka mengeluh karena ada kewajiban untuk melapor sebanyak 3 kali sehari dengan Qlue.

"Pemerintah itu kayak gitu, bikin dulu (aplikasinya) seakan-akan paling tahu. Harusnya yang akan jadi pengguna dipanggil, lalu dibuatkan aplikasi sesuai kebutuhan RT dan RW. Jangan dibalik, kita buat lalu kita paksa mereka untuk pakai," ujar Anies di Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (21/12).

Anies mengatakan dia tidak akan memperlakukan ketua RT dan RW seperti itu jika terpilih menjadi gubernur. Dia tidak akan mewajibkan laporan lewat Qlue sampai tiga kali sehari.

Menurut Anies, konsep Jakarta Smart City bukan sekadar memunculkan aplikasi-aplikasi untuk masyarakat saja.

"Konsepnya bukan pelaporan 3 kali sehari, konsepnya memperlakukan orang dengan smart," ujar Anies.

Menurut dia, aplikasi hanyalah alat untuk membuat warga berpartisipasi dalam pemerintahan. Namun, adanya aplikasi tidak membuat Jakarta serta merta menjadi kota pintar.

"Smart city itu membuat warga, kalau dalam bahasa lainnya, educating city, kota yang memang mencerdaskan dan mencerahakan," ujar Anies. (prs/rmol)


JAKARTA - Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menilai pemerintah kerap merasa paling tahu mengenai solusi sebuah masalah tanpa melibatkan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News