AS Tetap Minati Bisnis Geotermal di Indonesia

AS Tetap Minati Bisnis Geotermal di Indonesia
Ignasius Jonan. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Mundurnya Chevron dari bisnis geotermal dengan menjual asetnya di PLTP Darajat dan Salak ke Star Energy tak membuat minat investor Amerika Serikat luntur.

Buktinya, Halliburton dan PLN sepakat bekerja sama menggarap potensi panas bumi di Tulehu, Maluku Utara.

Menurut Menteri ESDM Ignasius Jonan, kontrak senilai USD 34 juta yang ditandatangani pada Februari lalu menjadi bukti bahwa investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT) diminati investor.

PLTP Tulehu yang berkapasitas 20 megawatt akan menggantikan pembangkit listrik tenaga diesel yang membebani keuangan PLN.

’’Kedua pihak (PLN dan Halliburton, Red) juga sepakat menyusun strategi jangka panjang untuk pengembangan panas bumi di Indonesia,’’ katanya, Minggu (23/4).

Selain PLN dan Halliburton, entitas bisnis Indonesia dan AS bekerja sama dalam investasi di bidang energi lainnya.

Misalnya, kerja sama PLN-PowerPhase untuk pemasangan turbo phase booster system pada pembangkit listrik tenaga gas (PLTG).

Teknologi itu diyakini dapat mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi, serta memperbesar output listrik yang dihasilkan.

Mundurnya Chevron dari bisnis geotermal dengan menjual asetnya di PLTP Darajat dan Salak ke Star Energy tak membuat minat investor Amerika Serikat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News