Bahaya, KPU Merasa Terus Didelegitimasi dengan Hoaks Pemilu

Bahaya, KPU Merasa Terus Didelegitimasi dengan Hoaks Pemilu
Komisioner KPU Pramono Ubait Tanthowi (kanan) saat memeriksa kardus untuk kotak suara Pemilu 2019. Foto: Derry Ridwansyah/JawaPos.Com

jpnn.com, JAKARTA - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pramono Ubaid Tanthowi mengaku prihatin karena masih banyak masyarakat yang termakan hoaks tentang penyelenggara pemilu berpihak pada kubu tertentu. Sebab, imbas hoaks itu ada jutaan orang tak percaya KPU ataupun Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Pramono menyampaikan hal itu guna menanggapi hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang mengungkap sekitar 13 responden jajak pendapat menyebut KPU tak netral. Merujuk temuan SMRC, Pramono menyebut angka itu cukup besar.

“Artinya proses delegitimasinya berhasil untuk sebagian orang. Ini yang berbahaya," ujar Pramono di KPU, Jakarta, Selasa (12/3). Baca juga: Lah, Ada Potensi 25 Juta Warga Ragukan Netralitas KPU

Mantan ketua Bawaslu Provinsi Banten itu menambahkan, salah satu hal yang memengaruhi kualitas pemilu adalah banyaknya hoaks untuk mendelegitimasi KPU. Menurutnya, penyelenggara pemilu tak akan terdeligitimasi jika publik tak percaya hoaks.

"Karena hoaks memanipulasi informasi itu dan itu berbahaya," katanya.Baca juga: PSI Ingatkan Amien Rais Tidak Usah Lebai soal Sistem IT KPU

Oleh sebab itu, kata Pramono, untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat maka KPU ‎mengedepankan transparansi. Bahkan, KPU mengambil langah hukum untuk memerkarakan penyebar hoaks yang menyasarnya.

"Karena KPU berkomitmen menjadikan pemilu 2019 ini berkualitas. Dan kami serius menanggapi persoalan hoaks itu, agar masyarakat berpikir berarti memang tidak ada apa-apa," pungkasnya.(jpc/jpg)


Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi mengaku prihatin karena masih banyak masyarakat yang termakan hoaks tentang penyelenggara pemilu berpihak ke kubu tertentu.


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News