Bamusi Minta HTI Tidak Merusak NKRI

Bamusi Minta HTI Tidak Merusak NKRI
Falah Amru. Foto: Istimewa for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDI Perjuangan Nasyirul Falah Amru meminta masyarakat jeli menilai aksi bela agama yang ditunggangi kepentingan politik.

Menurut dia, sangat tidak beretika dan mengganggu saat agama dijadikan kedok oleh para politikus yang ambisius meraih kekuasaan dengan segala cara.

“Kami cinta NKRI, Pancasila, dengan budaya dan semua pemeluk agama. Masyarakat jangan dihasut, jangan diganggu ketenangannya. Para pendiri bangsa sudah menggali Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa," kata pria yang akrab disapa Gus Falah itu dalam keterangan yang diterima, Jumat (2/11).

Gus Falah merasa miris melihat organisasi masyarakat yang sudah dibubarkan pemerintah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) masih bebas beraktivitas.

Kondisinya makin memprihatinkan, karena kelompok HTI itu dekat dengan kubu Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

Menurutnya, salah satu bukti kedekatan HTI dalam kelompok pendukung Prabowo - Sandiaga adalah saat politikus PKS yang menjadi inisiator gerakan ganti presiden Mardani Ali Sera, menyampaikan gerakan ganti presiden dan ganti sistem bersama eks Juru Bicara HTI Ismail Yusanto. Video Mardani dan Ismail viral di media sosial hingga berujung dilaporkan ke kepolisian.

Menurutnya, HTI sudah dibubarkan dan menjadi ormas terlarang karena dinilai bertentangan dengan Pancasila. Adapun Hizbut Tahrir juga sudah menjadi ormas terlarang di banyak negara lain, termasuk di Mesir, Yordania, Arab Saudi, Suriah, Libya, Turki, karena dinilai menyebarkan paham radikal.

“Ini jadi rentan disusupi, ditunggangi. Kami enggak mau Indonesia kacau kayak Suriah, itu pengalaman buruk. Saya sungguh sedih, peringatan Hari Santri disusupi aksi provokasi yang menciptakan ketegangan di masyarakat," kata dia.

Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDI Perjuangan Nasyirul Falah Amru meminta masyarakat jeli menilai aksi bela agama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News