Bang Emrus Sebut Gerakan Tolak Jokowi Berbasis Rasa Tak Suka

Bang Emrus Sebut Gerakan Tolak Jokowi Berbasis Rasa Tak Suka
Pengamat politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing menilai gerakan tolak Joko Widodo (Jokowi) yang digagas Sri Bintang Pamungkas (SBP) sangat subjektif. Emrus menilai gagasan itu hanya didasari pemikiran SBP yang tidak suka atau tak setuju dengan sosok Jokowi bersama pemerintahannya.    

Menurut Emrus, argumentasi yang dibangun SBP tidak didukung sajian data yang lengkap dan analisis mendalam. Selain itu, narasi tentang penolakan terhadap Jokowi juga tidak berbasis pada konsep, teori dan alur pikir yang komprehensif.

“Inilah saya sebut sebagai gagal argumentasi,” kata Emrus, Senin (12/3).

Dosen di Universitas Pelita Harapan itu menduga gagasan SBP telah ditunggangi  kepentingan politik tertentu untuk menyerang rezim yang tengah berkuasa. Selain itu, kata dia, gagasan SBP  yang menyebut Sri Sultan Hamengkubuwono sebagai sosok yang lebih layak didukung menjadi presiden  2019 tidak  didasari dengan pengolahan data yang relevan.

Emrus menilai pernyataan SBP justru memunculkan kesan untuk memosisikan Jokowi dan Sultan HB untuk bersaing di Pilpres 2019. Terlebih, gerakan tolak Jokowi tak didasari argumentasi kuat dan data sahih.

"Gagasan ini sangat miskin data, argumentasi yang dibangun lemah dan sangat subjektif karena sama sekali mengesampingkan kinerja atau capaian pemerintahan Jokowi dalam berbagai sektor kehidupan sosial berbangsa dan bernegara,” paparnya.(boy/jpnn)


Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing menilai gerakan tolak Joko Widodo (Jokowi) yang digagas Sri Bintang Pamungkas (SBP) sangat subjektif.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News