Bank Sampah Tumbuhkan Sirkular Ekonomi Masyarakat

Bank Sampah Tumbuhkan Sirkular Ekonomi Masyarakat
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, Rosa Vivien Ratnawati di Rakornas Bank Sampah. Foto: Humas KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Bank Sampah memberikan kontribusi terhadap pengurangan sampah nasional sebesar 1,7% atau 1.389.522 ton/tahun dengan pendapatan rata-rata sebesar Rp. 1.484.669.825 per tahun.

Keuntungan ekonomi sirkular tersebut diperoleh dari pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Bank Sampah dengan menerapkan prinsip 3R (reduce, reuse dan recycle).

Partisipasi aktif masyarakat dalam memilah dan mengolah sampah pada sumbernya menjadi kunci keberhasilan manajemen Bank Sampah.

Arahan tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, Rosa Vivien Ratnawati saat membuka acara Rakornas Bank Sampah ke-5 di Jakarta (3/12). Tema Rakornas tersebut adalah “Revolusi Mental Pengelolaan Sampah Melalui Pelibatan Masyarakat Berbasis Sampah.”

“Pertumbuhan Bank Sampah mengalami peningkatan dari 1.172 unit di tahun 2015 menjadi 5.244 unit di tahun 2017. Semuanya tersebar di 34 provinsi dan 219 kabupaten/kota di Indonesia. Keberadaan Bank Sampah terbukti memberikan dampak positif, baik ke lingkungan, sosial maupun ekonomi, yaitu kontribusi terhadap pengurangan sampah nasional sekaligus peluang pekerjaan serta memberikan penghasilan tambahan. Bahkan, Bank Sampah Induk di Jakarta Barat memiliki omset per tahunnya mencapai Rp. 4,5 Milyar,” ungkap Vivien.

Menurut Vivien, isu sampah merupakan isu nasional bangsa Indonesia, terutama kota-kota besar. Jumlah timbulan sampah semakin bertambah seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk, kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia yang menginginkan kepraktisan. Akibatnya, semakin beragam jenis sampah yang dihasilkan.

Di samping itu, tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah menyebabkan sampah belum dapat dikelola secara optimal di sumbernya. Bahkan, banyak sampah yang tercecer ke lingkungan dan berakhir di laut.

“80% sampah di laut berasal dari daratan (land based mangement), sisanya 20% berasal dari kegiatan di laut (sea based management),” ucap Vivien.

Rakornas Bank Sampah ini merupakan kegiatan rutin KLHK setiap tahunnya sebagai wadah komunikasi dan silaturahmi nasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News