Banten Krisis Figur Alternatif

Banten Krisis Figur Alternatif
Ilustrasi: radar banten

jpnn.com - TANGERANG – Banten krisis figur alternatif. Ungkapan ini bisa menjadi cermin minimnya sosok karismatik di Pilgub 2017 ini. Penyebabnya beragam, mulai dari krisis kepercayaan diri dan elektabilitas hingga modal finansial yang terbatas.

Akademisi UIN Syarif Hidayatulah Jakarta Zaki Mubarok mengatakan, tidak ada figur yang percaya diri untuk maju melalui jalur independen. Alasannya, selain biaya mahal, prosesnya pun cukup rumit. Terlebih, maju dari calon independen tidak bisa menggerakkan mesin parpol. Diperlukan beberapa syarat mutlak, yakni modal ekonomi yang cukup. Karena, tidak ada parpol yang ikut membantu dalam dana kampanye.

Kandidat dari jalur independen juga harus mempunyai jaringan yang luas, karena tidak diusung dari parpol. ”Saya kira hanya dua figur yang nantinya akan bertarung, seperti kita ketahui. Sedangkan yang lain, terlebih dari jalur independen hanya figur-figuran,” tegas Zaki.

Sementara Akademisi Universitas Muhammadiyah Tangerang Memed Chumaedi menuturkan, ada dua faktor atau alasan yang membuat seseorang yakin untuk maju melalui jalur independen. Yang pertama, orang itu memang sudah yakin dengan popularitas dan elektabilitas. Kedua, partai politik tidak memberikan akses pada kandidat tersebut.

Namun tentunya bukan perkara mudah untuk mencalonkan diri melalui jalur perseorangan. Karena ada beberapa persyaratan administratif yang harus dipenuhi, salah satunya adalah mengumpulkan KTP. ”Saya agak sanksi jika tiba-tiba ada calon independen yang muncul. Secara administratif tidak mudah mengumpulkan KTP ratusan ribu,” tutur Memed.

Dirinya mencontohkan gerak politik Dimyati Natakusumah. Jalan indpenden yang ditempuh Mantan Bupati Pandeglang ini masih diselimuti kebimbangan. Sebagai fungsionaris partai Kakbah, membuatnya ragu melangkah lewat perseorangan. Parpol PPP yang menaungi Dimyati sepertinya tidak percaya diri untuk mengusung Dimyati. ”Semua tahu, kalau Dimyati adalah Sekjen PPP versi Djan Farid. Secara politis, saat ini PPP dibawah pimpinan Romahurmuzy. Artinya, kecil kemungkinan ruang gerak Dimyati terfasilitasi oleh internal partai itu sendiri,” pungkas Memed yang juga dosen Ilmu Politik ini.

Sepinya verifikasi suara dukungan calon independen juga dapat dilihat pada aktivitas KPU se-Tangerang Raya (Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangsel). Meski potensi bakal calon independen belum terlihat, KPU Kabupaten Tangerang tetap membuka kesempatan bagi bakal calon independen untuk memberikan data pendukung KTP.

Berpatokan pada aturan yang berlaku, Ketua KPU Kabupaten Tangerang Ahmad Jamaludin sudah menginstruksikan para petugas untuk tetap datang dan bersiap sejak pukul 08.00. ”Kami akan tetap melakukan kegiatan seperti sekarang ini, dimulai jam 08.00 sampai dengan jam 16.00. Tiap hari seperti itu sampai dengan tanggal 7. Kami harus selalu siap setiap hari karena enggak tahu kalau tiba-tiba ada yang datang bawa data untuk langsung diverifikasi,” ujarnya.

TANGERANG – Banten krisis figur alternatif. Ungkapan ini bisa menjadi cermin minimnya sosok karismatik di Pilgub 2017 ini. Penyebabnya beragam,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News