Banyuwangi Luncurkan Aplikasi Wisata Berbasis Android

Banyuwangi Luncurkan Aplikasi Wisata Berbasis Android
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (dua dari kanan) saat meluncurkan aplikasi wisata Banyuwangi berbasis Android, Jumat (11/4). FOTO: ist

Dengan berbagai promosi itu, sektor pariwisata di Banyuawangi terus bergeliat menjadi penopang ekonomi masyarakat setelah sektor pertanian dan industri pengolahan. Berdasarkan survei oleh tim independen, belanja wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi rata-rata mencapai Rp 1,9 juta per orang dengan masa tinggal di daerah tersebut selama dua hari.

Kunjungan wisatawan mulai September sampai Desember 2013 di salah satu destinasi favorit, yaitu Gunung Ijen, mencapai 21.579 wisatawan nusantara dan 4.315 wisatawan mancanegara. Adapun pada Januari sampai Maret 2014, kunjungan wisawatan nusantara 13.600 orang dan 628 wisawatan mancanegara.

”Saat ini kami terus memperluas destination life-cycle sehingga daerah tidak hanya dikenal melalui satu atau dua destinasi wisata. Semakin banyak yang dikunjungi tentu makin banyak duit yang berputar. Saat ini kita kembangkan Pantai Pulau Merah, Pantai Boom, dan Teluk Ijo. Secara bertahap, nanti digarap obyek wisata alam dan budaya yang lain,” jelasnya.

Anas mengatakan, semua sektor industri kreatif yang berbasis pariwisata mengalami peningkatan kinerja. Misalnya, sektor jasa hiburan kebudayaan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam setahun terjadi nilai tambah Rp 22,3 miliar pada 2011 menjadi Rp 26,2 miliar pada 2012.

Sektor kuliner terepresentasi dari nilai tambah restoran yang meningkat dari Rp 560,5 miliar menjadi Rp 654,4 miliar. Adapun sektor perhotelan tumbuh dari Rp 286,6 miliar menjadi Rp 341,8 miliar

Sektor tekstil, barang kulit, dan alas kaki yang lekat dengan kerajinan rakyat, dalam setahun pada 2012 menghasilkan transaksi Rp 4,7 miliar, tumbuh dari tahun sebelumnya sebesar Rp 4 miliar. Sedangkan sektor kertas dan barang cetakan naik dari Rp 155,2 menjadi Rp 175,1 miliar.

Perkembangan sektor industri berbasis wisata tersebut selaras dengan pertumbuhan sektor pertanian yang berdasarkan data BPS terjadi nilai tambah dari Rp12 triliun menjadi Rp 13,9 triliun. ”Ini bukti bahwa integrasi antar-sektor, yaitu dari sektor primer (pertanian) ke sektor sekunder (industri pengolahan) dan tersier (jasa, termasuk wisata), berlangsung dengan baik. Sehingga pertumbuhan ekonomi merata,” pungkas Anas. (eri/mas)

SURABAYA - Kabupaten Banyuwangi tak pernah berhenti membuat terobosan-terobosan kreatif untuk mendorong kemajuan daerahnya. Kali ini, kabupaten yang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News