BBM Nonsubsidi Perang Harga
Jumat, 03 Juni 2011 – 06:12 WIB
JAKARTA - Karakter konsumen Indonesia yang sensitif harga membuat penjual BBM nonsubsidi bersaing lewat pricing strategy. Sejumlah produsen BBM nonsubsidi pun terlihat makin agresif memainkan harga. VP Komunikasi PT Pertamina (Persero) Mochamad Harun mengatakan, pricing strategy merupakan salah satu cara untuk bersaing di pasar BBM nonsubsidi. Pertamina sendiri sudah mencoba menerapkan evaluasi harga per dua hari. Setelah menaikkan harga Pertamax cs pada 16 Mei, Pertamina kemudian menurunkan harga pada 30 Mei. Dua hari kemudian pada 1 Juni, Pertamina kembali menurunkan harga. Di Jakarta, harga Pertamax turun dari Rp 8.900 per liter menjadi Rp 8.400 per liter dan Pertamax Plus turun dari Rp 9.250 per liter menjadi Rp 8.850 per liter. Adapun di Surabaya, harga Pertamax turun dari Rp 9.200 per liter menjadi Rp 8.900 per liter dan Pertamax Plus turun dari 9.450 per liter menjadi Rp 9.250 per liter.
Kini, Pertamina akan menempuh cara yang cukup ekstrem, yakni mempercepat frekuensi penyesuaian harga. ’’Selama ini kan harga dievaluasi tanggal 1 dan 15 tiap bulan. Nanti, akan dipercepat bisa satu minggu, tiga hari, atau dua hari,’’ ujarnya saat ditemui di DPR, Rabu lalu (1/6). Sebagaimana diwartakan, ketika harga Pertamax melambung hingga di atas Rp 9.000 per liter, konsumsinya turun menjadi 1.800 kiloliter per hari.
Baca Juga:
Padahal, sebelumnya ketika harga Pertamax masih Rp 7.000 per liter, konsumsi Pertamax bisa 2.500 kiloliter per hari. Sebenarnya, kata Harun, Pertamina ingin melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi setiap hari seperti yang diberlakukan di banyak negara lain. ’’Tapi, kami dapat masukan dari operator SPBU yang merasa kesulitan. Jadi realistisnya mungkin ya satu minggu sekali, atau tiga, maksimal dua hari sekali,’’ katanya.
Baca Juga:
JAKARTA - Karakter konsumen Indonesia yang sensitif harga membuat penjual BBM nonsubsidi bersaing lewat pricing strategy. Sejumlah produsen BBM nonsubsidi
BERITA TERKAIT
- Penuhi Kebutuhan Gula Masyarakat, PT SGN Segera Giling Tebu Petani
- PIS Sukses Tekan Emisi Karbon 25,4 Ribu Ton Setara CO2
- Pupuk Indonesia Bersama BUMN Brunei Darussalam Dukung Ketahanan Pangan Regional ASEAN
- Bea Cukai Tanjung Priok Layani Ratusan Importir dan Eksportir Berstatus Mitra Utama
- Rasio Kredit Berisiko LB Bank Turun di Bawah 35 Persen, Ini Penyebabnya
- Mudik Lebaran 2024, Tol Trans Sumatera Dilintasi 2,1 Juta Kendaraan