Begini Jurus Calon Jago Demokrat dan Gerindra Memajukan Rote

Begini Jurus Calon Jago Demokrat dan Gerindra Memajukan Rote
Pilkada. Ilustrasi: dokumen JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Calon bupati Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) Bima Fanggidae mengakui jika selama 15 tahun, wilayah paling selatan Indonesia itu belum memberi perubahan yang berarti untuk kemajuan ekonomi masyarakat dan daerahnya.

Selama ini, masyarakat Rote masih kesulitan untuk mengelola sumber daya alam terutama hasil pertanian menjadi produk dengan nilai tambah yang bisa mengubah keadaan ekonomi mereka. Salah satunya kata Bima adalah pohon lontar.

"Julukan Rote itu pulau sejuta lontar. Lontar itu sumber kehidupan, bayi di Rote itu baru lahir dikasih air dari olahan lontar. Tapi sayang masyarakatnya tidak tau bagaimana cara mengelola lontar, istilah di kami iris pohon lontar, untuk bisa jadi sumber ekonomi mereka," kata Bima saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, Sabtu (12/8).

Padahal kata Bima lontar jika bisa dikelola dengan baik bisa menghasilkan gula air, gula semut, kecap dengan kadar gula yang rendah dan jenis minuman. Hasilnya kata Bima bahkan bisa di ekspor ke seluruh Indonesia dan luar negeri.

"Cuma selama ini lontar cuma diambil airnya saja. Malah (daging) buahnya dikasih ke babi. Coba kalau kita kasih pendidikan soal mengubah lontar jadi produk yang punya nilai tambah dan kita ciptakan pasarnya masyarakat Rote bisa sejahtera," kata Bima.

Selain lontar Bima juga menceritakan ada jagung yang menjadi andalan masyarakat Rote. Namun lagi-lagi pemerintah daerah tidak bisa mengelola hasil olahannya dan tak bisa sediakan pasr bagi petani jagung di Rote.

Lebih lanjut, Bima juga mengkritisi soal kebijakam pemerintah petahana yang saat ini menurut masyarakat Rote menahan pupuk subsidi. Berdasarkam keterangan masyarakat, pupuk sengaja disimpan agar bisa dikeluarkan pada saat kampanye jelang pilkada daerah 2018 mendatang.

Selain mengubah hasil pertanian menjadi sumber ekonomi masyarakat Rote, Bima juga mengkritisi soal kelemahan pemerintah Rote yang tak juga bisa menyediakan air bersih untuk masyarakat Rote.

Calon bupati Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) Bima Fanggidae mengakui jika selama 15 tahun, wilayah paling selatan Indonesia itu belum

Sumber RMOL.co

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News