Beginilah Respons Publik saat Anggota Dewan Minta Kenaikan Gaji

Beginilah Respons Publik saat Anggota Dewan Minta Kenaikan Gaji
Uang Rupiah. Foto: JPNN

jpnn.com, SAMPIT - Sejumlah kalangan masyarakat menyoroti rencana kenaikan gaji anggota DPRD mulai Juli 2017.

Mereka menilai kenaikan penghasilan itu sangat tidak tepat dilakukan saat masyarakat tengah kesulitan seperti sekarang.

”Kita tahu bahwa kini masyarakat sulit, hidupnya susah, jangan sampai justru anggota dewan hidupnya kian sejahtera,” kata Anton Sudani, tokoh pemuda Kotim, seperti dilansir Prokal (Jawa Pos Group) hari ini.

Anton menyebutkan, saat ini perilaku anggota dewan masih dianggap belum sesuai harapan. Misalnya, ada oknum di DPRD Kotim yang hanya datang, duduk, diam, dan perjalanan dinas.

”Sudah ada beberapa nama anggota DPRD Kotim itu yang jarang aktif. Bahkan menghadapi persoalan di masyarakat pun tidak pernah. Saya rasa kita bisa lihat siapa saja yang pernah membela kebijakan pro masyarakat,” kata Anton.

Anton menduga ada perilaku anggota dewan yang berorientasi penghasilan ketika duduk di DPRD. Salah satunya dengan memaksimalkan kegiatan perjalanan dinas. Bahkan dalam sebulan saja ada anggota yang bisa meraup puluhan juta rupiah hasil dari kegiatan perjalanan dinas itu.

”Itu bukan rahasia, ada oknumnya karena tidak semua dewan berperilaku demikian,” kata Anton.

Terpisah, Arsusanto yang juga pemuda di Gerdayak Kotim mengkritisi rencana kenaikan penghasilan dewan. Menurutnya, kenaikan itu sah-sah saja secara hukum. Sebab sudah dinaungi Peraturan Pemerintah (PP).

Sejumlah kalangan masyarakat menyoroti rencana kenaikan gaji anggota DPRD mulai Juli 2017.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News