Bekerja Lembur Membuat Gerakan Irama Jantung Tak Beraturan?

Bekerja Lembur Membuat Gerakan Irama Jantung Tak Beraturan?
Stres kerja. Foto: Pixabay

jpnn.com - Orang yang biasanya bekerja lebih dari 35 sampai 40 jam seminggu mungkin berisiko tinggi mengalami atrial fibrillation, yakni kondisi detak jantung yang tidak teratur yang bisa menyebabkan stroke, gagal jantung dan kelelahan kronis.

Hal ini menurut laporan sebuah penelitian yang diterbitkan di European Heart Journal.

Untuk penelitian ini, para peneliti mengikuti lebih dari 85 ribu pria dan wanita yang bekerja tanpa diagnosis atrial fibrilasi selama satu dekade, dimulai saat mereka berusia sekitar 43 tahun.

Selama masa studi, orang yang bekerja minimal 55 jam seminggu adalah 40 persen lebih mungkin mengalami fibrilasi atrium daripada mereka yang bekerja 35- 40 jam dalam seminggu.

"Studi ini penting karena menunjukkan mekanisme potensial yang bisa menghubungkan jam kerja yang panjang dengan stroke," kata penulis utama studi, Dr Mika Kivimaki, seperti dilansir laman India Times, Minggu (3/9).

Untuk menilai hubungan antara jam kerja dan atrial fibrillation, Kivimaki dan rekannya memeriksa data pekerja di Inggris, Denmark, Swedia dan Finlandia.

Ketika peserta mengikuti studi antara tahun 1991 dan 2004, sekitar 63 persen di antaranya bekerja dalam minggu kerja standar, yakni antara 35-40 jam kerja, sementara hanya 5,2 persen bekerja 55 jam atau lebih.

Jam kerja yang panjang dikaitkan dengan tingkat obesitas yang sedikit lebih tinggi, tidak aktif, merokok dan penggunaan alkohol.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News