Belajar Kelola Desa Wisata dari Nglanggeran Yuukkk....

Belajar Kelola Desa Wisata dari Nglanggeran Yuukkk....
Desa Wisata Kampung Flory di Dusun Jugang, Pangukan, Tridadi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Foto-foto: Kemenpar

jpnn.com, SLEMAN - Nikmat kemerdekaan sepantasnya disyukuri. Tapi, dengan cara apa mensyukurinya?

Banyak cara bisa dilakukan. Namun, cara yang ditempuh RW 26 Perum Gumuk Indah Sidoarum Godean Sleman yang memiliki Bank Sampah Griya Sapu Lidi ini berbeda.

Tasyakuran peringatan HUT ke-72 Republik Indonesia Rabu malam (16/8) diisi dengan sarasehan membahas tema Memberdayakan Potensi Desa untuk Pariwisata. Ada dua narasumber yang dihadirkan untuk kegiatan itu.

Yang pertama adalah praktisi Desa Wisata, penggerak pemuda dan pelaku social entrepreneurship Sugeng Handoko. Sedangkan narasumber kedua adalah Kus Endarto, analis kebijakan pemasaran dan informasi Pariwisata Dinas Pariwisata Sleman. 

RW 26 dengan 4 RT dihuni oleh sekitar 150 keluarga. Terletak di antara dua sungai, yaitu Sungai Bedog dan Sungai Bontit.

Rukun warga itu selama ini dikenal sebagai tempat belajar pengelolaan sampah karena Bank Sampah Griya Sapu Lidi pernah menjadi juara pertama DIY Green and Clean.  Warga yang juga anggota Bank Sampah Griya Sapu Lidi memiliki ketrampilan Daur Ulang.

"Potensi inilah yang akan kami berdayakan lebih lanjut. Kami akan siapkan menjadi wisata edukasi olah limbah. Apalagi di sekitar kami juga banyak kegiatan pendukung. Ada produsen blangkon, pembuat tempe kedelai, produsen peyek, maupun arena outbond yang memadai," kata Ketua Panitia HUT ke-72 Republik Indonesia Perum Gumuk Indah Haeruman Supriatna.

Sugeng Handoko selaku pengelola Gunung Api Purba Nglanggeran tentu memiliki pengalaman yang bisa dibagikan untuk warga. Pengalaman mengawal Desa Wisata Nglanggeran menjadi desa wisata Terbaik Asean layak untuk disimak.

Nikmat kemerdekaan sepantasnya disyukuri. Tapi, dengan cara apa mensyukurinya?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News