Bertugas Puluhan Jam demi Pesta Demokrasi, Bukan Hanya 1 yang Meninggal

Bertugas Puluhan Jam demi Pesta Demokrasi, Bukan Hanya 1 yang Meninggal
Seorang petugas Polisi dirawat oleh petugas medis di Ambulance akibat kelelahan menjaga tempat PPK di Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (18/4/19). FOTO : FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS

jpnn.com - Kondisi fisik para petugas KPPS dan petugas keamanan terkuras lantaran harus bekerja puluhan jam di hari pemungutan suara Pemilu 2019.

Ada yang pingsan dan dirawat di rumah sakit, ada pula yang ditemukan meninggal di rumah setelah mengantar kotak balot.

EDI S, Sidoarjo-M. ROSYIDI, Probolinggo-FAJRUS S., Malang

SUARA dari seberang ponsel itu mengejutkan Kompol Sugeng Purwanto. Dengan nada bicara sangat pelan, Aiptu Mohamad Supri yang meneleponnya meminta bantuan.

Dengan segera Sugeng beserta Kompol Kholil dan Kompol Rochsulullah menuju masjid tempat Supri berada. Rabu lalu itu (17/4) empat polisi tersebut tengah bertugas menjaga keamanan pemilu di Desa Barengkrajan, Krian, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Supri bertanggung jawab terhadap pengamanan TPS (tempat pemungutan suara) 21–25 di desa tersebut. Sekitar sepuluh menit sebelum menelepon Sugeng yang tengah berada di balai desa bersama Kholil dan Rochsulullah, dia pamit menunaikan salat Asar di masjid desa setempat.

Bertugas Puluhan Jam demi Pesta Demokrasi, Bukan Hanya 1 yang Meninggal

Dan, sesampai di masjid desa itu, Sugeng, Kholil, serta Rochsulullah mendapati anggota Polsek Krian tersebut dalam posisi duduk. Wajahnya pucat. ”Tapi, masih sadar,” kenang Sugeng kepada Jawa Pos, Kamis (18/4).

Para anggota KPPS dan aparat keamanan harus bertugas puluhan jam demi kesuksesan Pemilu Serentak 2019, ada yang meninggal dunia, bukan hanya satu orang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News