BI Tuding IMF Ngawur

BI Tuding IMF Ngawur
BI Tuding IMF Ngawur
JAKARTA - Publikasi Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) terkait stress test terhadap perbankan Indonesia mendapat respons keras dari Bank Indonesia (BI). Bahkan, BI menyatakan IMF ngawur karena menggunakan asumsi yang tidak realistis dengan kondisi perekonomian Indonesia ke depan.

Kepala Biro Humas BI Difi A. Johansyah mengatakan, skenario yang digunakan IMF tidak mencerminkan proyeksi realistis atas perekonomian Indonesia. "Skenario anjloknya ekonomi yang diusulkan tim IMF tidak realistis dengan kondisi ekonomi Indonesia ke depan," ujarnya dalam keterangan resmi BI yang diterima Jawa Pos via email, Senin (20/9).

Pekan lalu, IMF memang merilis laporan Financial System Stability Assesment (FSSA) setebal 108 halaman. Dalam laporan tersebut, IMF menggunakan asumsi kontraksi laju ekonomi Indonesia minus 5 persen. Dengan asumsi tersebut, maka kredit macet atau non-performing loan (NPL) perbankan Indonesia pada kuartal III-2011 bakal melonjak hingga 31,5 persen. Padahal, saat ini, NPL hanya ada di kisaran 3,5 persen.

Menurut Difi, dalam penyusunan awal skenario dan metode stress test, telah ada pembicaraan di level teknis antara BI dan IMF. Dalam diskusi penyusunan skenario tersebut, BI sudah sangat berkeberatan. "Jika "skenario risiko yg dipilih adalah sangat ekstrim negatif," katanya.

JAKARTA - Publikasi Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) terkait stress test terhadap perbankan Indonesia mendapat respons

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News