Bom Katedral Filipina Membuka Luka Lama

Bom Katedral Filipina Membuka Luka Lama
Kondisi Katedral Jolo usai ledakan bom kembar yang diduga merupakan ulah kelompok militan Abu Sayyaf. Foto: Armed Forces of the Philippines (AFP)

jpnn.com, MANILA - Misa minggu di Katedral Bunda Maria dari Gunung Karmel, Jolo, Filipina, Minggu (27/1) berakhir tragis. Sebuah bom meledak ketika jemaat melakukan doa peribadatan pada pukul 08.45 waktu setempat. Beberapa saat kemudian, saat pasukan keamanan menuju lokasi, bom kedua meledak di pintu masuk gereja.

BACA JUGA: Katedral Jolo Dibom, Ini Reaksi Paus Fransiskus

Serangan itu mengakibatkan 20 orang tewas dan 81 orang lainnya mengalami luka-luka. Mayoritas korban adalah warga sipil. Mereka yang terluka parah langsung diterbangkan ke Kota Zamboanga.

Bagi sebagian jemaat, ledakan bom tersebut seperti menguak luka masa lalu. Sebab, katedral itu juga pernah diserang.

''Pasukan bersenjata Filipina akan bangkit untuk menantang dan menghancurkan para kriminal tersebut,'' ujar Salvador Panelo, juru bicara Presiden Filipina Rodrigo Duterte, sebagaimana dikutip Reuters.

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, dugaan sementara itu dilakukan Abu Sayyaf. Jolo adalah basis kelompok yang menyatakan diri bergabung dengan militan Islamic State atau yang lebih dikenal dengan sebutan ISIS tersebut.

Mereka sudah berkali-kali menculik, merompak, dan memenggal para sanderanya. ''Mereka ingin unjuk kekuatan dan menebar kekacauan,'' kata Kepala Polisi Nasional Oscar Albayalde. (sha/c14/dos)


Bagi sebagian jemaat Katedral Bunda Maria dari Gunung Karmel dan warga Filipina, bom yang meledak kemarin membuka luka lama


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News