Brakkk... 8 Keluarga Batal Berlebaran bareng Ayah, 13 Anak Jadi Yatim

Brakkk... 8 Keluarga Batal Berlebaran bareng Ayah, 13 Anak Jadi Yatim
NAHAS: Jenazah Subagiyo saat tiba di rumah duka di Desa Suci, Kecamatan Panti, Jember, Minggu (18/6). Foto: Heru Putranto/Radar Jember

Hampir semua anak-anak itu histeris begitu jenazah ayahnya tiba di rumah duka, Minggu (28/6). Istri-istri korban pun tak kuasa menahan kesedihan. Hanya mereka yang masih balita saja yang terlihat tetap ceria karena belum mengerti apa yang terjadi.

Kabar duka itu sebenarnya sudah diterima tetangga, kerabat, dan sahabat sejak menjelang tengah malam kemarin. Beberapa keluarga korban ada yang sudah mengetahui.

Namun, rata-rata mereka masih tidak percaya dengan kabar itu. Mereka terlihat masih sibuk memastikan kabar tersebut.

Beberapa keluarga juga ada yang belum mengetahui kabar memilukan tersebut. Terang saja tetangga maupun kerabat yang sudah mengetahui kejadian ini kebingungan saat hendak menyampaikan ke keluarga korban.

Hal itu terjadi pada keluarga Subagiyo, sopir Isuzu Elf. Tidak ada seorang pun yang siap menyampaikan kabar duka itu kepada Mujayana, istri Subagiyo.
 
Mujayana malam itu sudah terlelap. Baru kemarin pagi tetangga sekaligus sahabat Subagiyo yang bernama Nur Fuad memberanikan duka ke Mujayana.

Bukan tanpa sebab tidak ada seorang pun yang berani menyampaikan kabar duka itu kepada Mujayana. Sebab, istri Subagiyo itu baru beberapa hari keluar dari rumah sakit setelah opname sekitar satu bulan. Mujayana dirawat karena sakit jantung.

Begitu mendengar bahwa Subagiyo meninggal karena kecelakaan, tangis histeris Mujayana pecah. Sulastri, adik Mujayana, yang saat itu ada di rumah sang kakak ikut menangis histeris.

Kepergian Subagiyo amat mengguncang hati Mujayana. Tetangga dan kerabat harus berusaha menenangkan Mujayana.

Nahas tak bisa ditolak, ajal tak bisa dihindari. Rencana berlebaran dengan keluarga pun sirna akibat kecelakaan yang merenggut nyawa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News