Bung, Ayok Ke Palangka...

Bung, Ayok Ke Palangka...
Bung Karno dan Tjilik Riwut. Foto: Public Domain.

jpnn.com - PESAWAT mendarat mulus di Bandar Udara Tjilik Riwut, Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Nama bandara ini melambungkan nostalgia pada masa-masa ketika Bung Karno berencana memindahkan ibukota dari Jakarta ke Palangka Raya.

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

Diiringi sejumlah perahu, Presiden Soekarno mengarungi Kayahan, sungai besar yang mengaliri Borneo tengah. 

Si Bung hendak meletakkan batu pertama Palangkaraya, ibukota Propinsi Kalimantan Tengah yang baru. Hari itu, Selasa, 17 Juli 1957, wilayah tersebut masih bagian Kalimantan Selatan. Ibukotanya Banjarmasin. 

Dalam rombongan itu, Soekarno menyertakan sejumlah wartawan dari Jakarta. Dan kisah ini pun diulas dalam laporan berseri surat kabar terkemuka ibukota. Berikut adegannya bila disarikan…

Selama 36 jam Bung Karno memudiki sungai itu. Orang-orang kampung keluar dengan biduk masing-masing untuk menyambut presiden. 

Sambil memekik "merdeka!", "merdeka!" rakyat antusias menyambut Bung Karno yang selama ini hanya mereka lihat di potret yang dijual di perahu-perahu.

"Bisa dibayangkan," tulis M.H. Munawar dalam Palangkaraya Waktu itu Dieja Palangkaraya, termuat dalam surat kabar Merdeka, edisi 23-27 Juli 1957, "betapa luar biasa adat istiadat suku Dayak itu yang mencerminkan keaslian, kemurnian, dan keluaguan…"

PESAWAT mendarat mulus di Bandar Udara Tjilik Riwut, Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Nama bandara ini melambungkan nostalgia pada masa-masa ketika

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News