California Terus Membara, Ribuan Warga Hilang

California Terus Membara, Ribuan Warga Hilang
API TAK MENDISKRIMINASI: Seperti ratusan ribu bangunan lainnya, mansion di Bel-Air ini juga terancam dilalap api liar yang tengah melanda Negara Bagian California. Foto: AFP

jpnn.com, CALIFORNIA - Hujan belum akan mengguyur Negara Bagian California, Amerika Serikat (AS), sampai pekan depan. Karena itu, kebakaran di wilayah berjuluk Golden State tersebut belum akan padam. Jumlah korban jiwa pun terus bertambah. Hingga Selasa (13/11), tidak kurang dari 42 nyawa melayang akibat kebakaran.

"Api terus berkobar, sampai-sampai besi pun ikut meleleh. Kami khawatir ada korban yang jasadnya tinggal abu saja," ujar Sheriff Butte County Kory Honea kepada Reuters.

Menurut Alyson Hoegg, meteorolog AccuWeather, kecepatan angin memuncak kemarin pagi. Karena itu, pemerintah California mengimbau warga untuk ekstrawaspada.

Honea mengatakan, Camp Fire menyumbang kerugian terbesar dalam bencana kali ini. Itu disebabkan jarak titik api di Kota Sacramento itu sangat dekat dengan perumahan. Ribuan bangunan, belum termasuk kendaraan, hangus gara-gara api yang berkobar sejak 8 November.

Senin malam (12/11) angin bertiup tidak terlalu kencang. Karena itu, petugas bisa memadamkan sekitar 30 persen area kebakaran. Tapi, angin kembali berembus kencang kemarin. Kecepatannya kira-kira 64 kilometer per jam.

Karena temperatur udara tinggi dan angin yang bertiup cenderung kering, api bisa berkobar dengan sangat cepat.

Kemarin petugas mengevakuasi 13 jasad lagi. Sebelumnya, mereka memindahkan 29 korban tewas dari area kebakaran. Total ada 42 jenazah yang kini diidentifikasi.

Sejauh ini, masih ada lebih dari 1.000 orang yang tidak diketahui keberadaannya oleh keluarga mereka. Tapi, polisi belum mau menyebut mereka sebagai orang hilang. Sebab, ada kemungkinan orang-orang itu hanya terpencar dari keluarga.

Kebakaran di California belum menunjukkan tanda-tanda akan padam. Korban pun terus berjatuhan

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News