Catut Nama LSI Untuk Kepentingan Pilkada

Catut Nama LSI Untuk Kepentingan Pilkada
Pilkada. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Pencatutan nama lembaga survei jelang pilkada untuk menaikkan elektabilitas calon kerap dilakukan.

Kali ini diberitakan nama Lembaga Survey Indonesia (LSI) dicatut dalam Pilgub Banten. Dalam survei tersebut dikatakan, elektabilitas pasangan nomor urut 1 WH-Andika mencapai 43,6 persen. Sementara pasangan nomor urut 2 Rano Karno-Embay Mulya Syarief hanya 35,4 persen.

Pada bagian lain, mengenai penetrasi jaringan mesin politik (Timses) pasangan WH-Andika juga unggul mencapai 67,5 persen. Sementara pasangan Rano-Embay hanya mencapai 27,3 persen. Survei ini tidak menyebut margin of error dan jumlah sample yang digunakan.

Direktur Lembaga Survei Indonesia Kuskrido Ambardi membantah pihaknya telah melakukan survei untuk Pilkada Banten 2017.

“Kami, Lembaga Survei Indonesia, tidak pernah melakukan survei untuk pilkada di sana. Kalau ada lembaga yang mengaku sebagai Lembaga Survei Indonesia, pasti itu bukan survei kami,” bantah Ambardi, seperti rilis diterima Selasa (17/1/2017).

Ambardi menambahkan pemakaian kata “survey”, dan bukannya “survei” untuk rilis yang menyatakan hasil survei, menurutnya terkesan ingin melegitimasi hasil survei atas nama lembaga LSI. “Ada kesan ingin melegitimasi dengan nama survei kita,” kata Ambardi.

Sementara itu, Direktur Lembaga Analisis Politik Indonesia, Maksimus Ramses Lalongkoe menilai, pihak-pihak yang dengan sengaja mencatut nama suatu lembaga survei untuk kepentingan opini publik dalam menggiring pemilih merupakan suatu tindakan pembohongan publik yang sepatutnya tidak perlu terjadi.

Pencatutan nama suatu lembaga survei, kata Ramses, tidak lain untuk menggiring opini publik sehingga pemilih mendapat legitimasi ilmiah melalui hasil survei lembaga survei tersebut.

Pencatutan nama lembaga survei jelang pilkada untuk menaikkan elektabilitas calon kerap dilakukan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News