Demokrat DKI Tak Patuhi Perintah SBY

Demokrat DKI Tak Patuhi Perintah SBY
Demokrat DKI Tak Patuhi Perintah SBY
MAJUNYA calon incumbent dalam Pilkada DKI 2012 diyakini mampu menjadi pesaing berat bagi pasangan calon lainnya. Hanya saja, soliditas mesin politik dari parpol  pendukung masih dipertanyakan. Di antaranya, kejanggalan yang terjadi di DPD Demokrat DKI. Selaku parpol pendukung incumbent, pengurus Demokrat di tingkat daerah dinilai belum sepenuhnya patuh terhadap perintah pimpinan pusat.

Salah satunya terkait dengan keputusan untuk melaksanakan pergantian antar waktu (PAW) terhadap anggota Fraksi Demokrat DPRD DKI Edward Haposan Napitupulu. Padahal Partai Demokrat telah memutuskan pemberhentian Edward dari keanggotan partai lantaran terbukti bersalah dalam sengketa Pemilu 2009 dengan calon legislatif rekan satu partai, yakni Desie Christhyana Sari. DPP Partai Demokrat telah mengeluarkan surat terkait keharusan kepada DPD untuk melaksanakan PAW, yakni surat tertanggal 12 April 2010. Namun perintah tersebut tidak dilaksanakan oleh DPD Demokrat DKI.

 

Bahkan untuk memperkuat perintah tersebut, Dewan Kehormatan Partai Demokrat lewat surat tertanggal 12 Maret 2012 yang ditandatangani oleh TB Silalahi selaku sekretaris. “Bagaimana Demokrat selaku mesin politik Foke (Fauzi Bowo) bisa bekerja maksimal. Perintah langsung dewan keormatan yang dipimpin SBY saja tidak dipatuhi,” ujar Pengamat Politik Amir Hamzah.

Padahal, sambung Amir, mesin politik merupakan inti dari setiap langkah politik dalam memenangkan pasangan calon yang diusung. “Persoalan internal saja tidak bisa diselesaikan dengan cepat. Bagaimana bisa memenangkan pasangan calonnya,” tandasnya.

 

MAJUNYA calon incumbent dalam Pilkada DKI 2012 diyakini mampu menjadi pesaing berat bagi pasangan calon lainnya. Hanya saja, soliditas mesin politik

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News