Di Depan Peti Mati, Perempuan Itu pun Menangis di Dada Presiden

Di Depan Peti Mati, Perempuan Itu pun Menangis di Dada Presiden
Presiden Filipina Rodrigo Duterte berbagi duka dengan salah seorang keluarga marinir FIlipina yang tewas dalam kontak senajata di Marawi. Foto-foto: AFP

jpnn.com, MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte secara langsung meminta maaf kepada masyarakat Kota Marawi, atas konflik bersenjata yang menghancurkan kota berpenduduk mayoritas muslim tersebut.

Selasa (20/6) kemarin, Duterte untuk pertama kalinya mendatangi warga Marawi di pusat pengungsian di Iligan, dekat Marawi. "Saya sangat menyesal darurat militer ini harus terjadi. Maafkan saya untuk apa yang telah terjadi di Marawi," kata Duterte di depan ratusan pengungsi, seperti dikutip dari Philstar.

Namun dengan tegas Duterte menekankan, bahwa tindakan apa pun yang diambil pemerintah dalam menangani konflik di Marawi dengan kelompok Maute, yang terjadi sejak 23 Mei itu, memang diperlukan.

"Saya bertanggung jawab penuh saat mengumumkan keadaan darutat militer, termasuk serangan besar-besaan, serangan dari udara. Saya bertanggung jawab penuh," kata Duterte. Kalimat 'bertanggung jawab penuh' ini berulang kali dia sebutkan.

Dia bersumpah tidak akan meninggalkan Marawi dalam reruntuhan. "Saya akan bantu Anda, saya tidak akan meninggalkan Anda sampai Anda memiliki relokasi. Dan bersama-sama, kita akan merehabilitasi Marawi lebih indah lagi. Saya akan menjadi ujung tombak rehabilitasi, rekonstruksi dan pembangunan kembali kota Anda," tandasnya.

Di Depan Peti Mati, Perempuan Itu pun Menangis di Dada Presiden

Sebelumnya, Minggu (18/6), Duterte secara mengejutkan juga datang saat penyambutan marinir yang tewas dalam perang di Marawi, di Villamor Air Base, Metro Manila.

Inquirer melaporkan, suasana haru menyelimuti salah satu pangkalan udara AU Filipina tersebut. Di sana, Duterte mengikuti upacara kedatangan delapan jenazah marinir dengan khusyuk.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte secara langsung meminta maaf kepada masyarakat Kota Marawi, atas konflik bersenjata yang menghancurkan kota berpenduduk

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News