Digigit Anjing, Ibu dan Anaknya Meninggal Dunia

Digigit Anjing, Ibu dan Anaknya Meninggal Dunia
Pemberantasan anjing liar yang terkena rabies. Foto/ilustrasi: Jawa Pos Radar Bali

jpnn.com, PONTIANAK - Berdasarkah data hingga Agustus 2018, kasus gigitan anjing di seluruh Kalbar mencapai angka dua ribu lebih. Dengan 14 kasus di antaranya korban menemui ajal.

"Dibandingkan tahun lalu, ada peningkatan di bulan yang sama. Nah jumlah gigitan sampai dengan kemarin itu 2.112 orang, dan yang sudah diberi VAR 2.046,” ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Abdul Manaf.

Sebaran korban meninggal dunia, di sentral Kalbar. “Masing-masing 3 orang di Sintang, 3 orang di Sanggau, 8 orang di Landak," tuturnya.

Menurut Manaf, Kabupaten Landak saat ini mencatat angka tertinggi untuk kasus korban meninggal dunia akibat gigitan anjing, dikarenakan secara umum masyarakat tidak paham mengenai bahaya Rabies. "Setelah digigit mereka tidak lapor, ada yang ke dukun juga untuk berobat," terangnya.

Saat ini, dijelaskannya, yang terpenting masyarakat bisa segera melapor jika ada kasus gigitan anjing. Sebab pihak Puskesmas di wilayah-wilayah masing-masing sudah sangat tanggap menerima laporan.

"Kami memperhatikan kawan-kawan di puskesmas itu sudah tanggaplah, sarana pun cukup, begitu ada laporan tetap mereka langsung melakukan vaksinasi," ungkap Manaf.

Hal itu, dijabarkannya, berbeda dengan kondisi dinas yang dipimpinnya. Dimana jumlah tenaga sangat terbatas Karena banyak yang sudah pensiun.

Oleh karena itu pihaknya melatih tenaga vaksinantor dari Bhabinkamtibmas dan dari pemuda desa. "Ada 200 orang yang kami lakukan pelatihan. Kalau bantuan mereka ini tidak efektif mungkin kita ndak terbantu sampai sekarang," jelasnya.

Korban gigitan anjing di wilayah Kalbar terus bertambah, termasuk kasus di Sintang dimana ibu dan anaknya meninggal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News