DPRD NTT: Tren Angka Kemiskinan Fluktuatif

DPRD NTT: Tren Angka Kemiskinan Fluktuatif
ILUSTRASI. FOTO: Radar Semarang/JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com - Ketua Komisi III DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Hugo Rehi Kalembu mengatakan tren angka kemiskinan di NTT memang fluktuatif.

“Sempat turun hingga 19 persen. Namun sekarang naik lagi menjadi 22 persen,” kata Hugo di Kupang.

Ia menyayangkan angka ini kian naik. Ini artinya tidak sesuai dengan RPJMD, karena angka kemiskinan cenderung naik.

Hugo mengakui banyaknya investasi yang masuk. Namun ternyata tidak embawa implikasi terhadap penurunan angka kemiskinan. Termasuk program DeMAM.

Soal kemiskinan, menurut Hugo, tentu tak bisa dilimpahkan kepada provinsi saja. Sebab, perhitungan yang dilakukan BPS itu adalah dari total seluruh masyarakat NTT. Artinya ada peran pemerintah kabupaten/jita juga.

Total dana yang diberikan oleh pusat kepada seluruh daerah di NTT hampir mencapai Rp 30 triliun. Namun mengapa NTT masih terus miskin. Hugo mengatakan yang salah adalah pendekatan yang dilakukan pemerintah.

Menurutnya, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan sinterklas. Uang memang diberikan langsung kepada masyarakat hanya untuk menyenangkan masyarakat, tetap tidak ada strategi yang baik dalam pemberdayaan. Sayangnya, dana seperti ini banyak dipakai hanya sebagai instrumen politik untuk memperkuat kekuasaan. Dengan demikian tidak ada strategi pemberdayaan masyarakat yang tepat.

Ia menyarankan semua kepala daerah di NTT harus punya komitmen yang sama untuk memberdayakan masyarakat. Tiga hal pokok yang jadi perhatian adalah menciptakan masyarakat mempunyai daya beli yang baik, punya pendidikan yang baik dan juga kesehatan yang baik.

JPNN.com - Ketua Komisi III DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Hugo Rehi Kalembu mengatakan tren angka kemiskinan di NTT memang fluktuatif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News