Dulu, Gurunya Bung Karno Juga Menyoal Harga Garam

Dulu, Gurunya Bung Karno Juga Menyoal Harga Garam
Petani garam di Madura pada zaman Hindia Belanda. Foto: Dok. Tropenmuseum.

jpnn.com - ASINNYA harga garam sedang jadi buah bibir. Ini bukan perkara baru. Pada zaman kolonial, polemik garam pernah juga jadi isu utama. Tjokroaminoto, gurunya Bung Karno ambil bagian.

Wenri Wanhar & Yudi Anugrah N

Pucuk pimpinan Sarekat Islam (SI) Tjokroaminoto datang ke Duko, Sumenep, Madura, 15 Desember 1916.

Hari itu, SI Sampang, Madura yang dipimpin Haji Syadzili memobilisasi dan mengonsolidasikan para petani dan produsen garam.

Aksi ini buah dari investigasi Haji Syadzili bersama Hasan bin Semit yang mendapati beragam sengkarut permasalahan garam di Madura.

Konsolidasi yang dihadiri langsung oleh Tjokroaminoto selaku pimpinan pusat SI itu melahirkan petisi: Pemerintah selaku pemegang monopoli garam, harus menaikkan harga dari 10 menjadi 25 gulden tiap koyang.

Sekoyang itu 30 pikul. Atau 1.825 Kg.

Selain kenaikan harga, petisi itu juga memuat protes berkait persoalan teknis nan merugikan para pembuat garam.

ASINNYA harga garam sedang jadi buah bibir. Ini bukan perkara baru. Pada zaman kolonial, polemik garam pernah juga jadi isu utama. Tjokroaminoto,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News