Dulu, Gurunya Bung Karno Juga Menyoal Harga Garam

Dulu, Gurunya Bung Karno Juga Menyoal Harga Garam
Petani garam di Madura pada zaman Hindia Belanda. Foto: Dok. Tropenmuseum.

Misalnya, kecurangan timbangan agen pemerintah, pembersihan kotoran dengan biaya besar, dan permintaan berlebih pemerintah untuk perbaikan tambak garam.

Petisi tersebut di atas tersua dalam laporan AK, Mr, 1801/1918, CSI yang berkedudukan di Suarabaya kepada Gubernur Jendral Hindia Belanda, bertanggal 27 Desember 1916.

***

Tjokroaminoto menepati janji yang disampaikannya di hadapan petani dan produsen garam Madura. Petisi Garam dibawanya ke pemerintah pusat.

Kakek buyut artis Maia Estianty itu pun melakukan audiensi dengan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, pada 1 Maret 1917.

Haji Syadzili dan para pemimpin SI Madura turut serta.

“Masalah harga garam ditangani SI secara konstitusional,” tulis Kuntowijoyo dalam Agama Islam dan Politik: Gerakan-gerakan Sarekat Islam Lokal di Madura, 1913-1920.

Apa lacur. Pemerintah kolonial pandai pula bermain akrobat.

ASINNYA harga garam sedang jadi buah bibir. Ini bukan perkara baru. Pada zaman kolonial, polemik garam pernah juga jadi isu utama. Tjokroaminoto,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News