Edy Rahmayadi: Tolong Jangan Bully Lagi, Beritakanlah Ini

Edy Rahmayadi: Tolong Jangan Bully Lagi, Beritakanlah Ini
Edy Rahmayadi. Foto: Prayugo Utomo/JawaPos.com

jpnn.com, MEDAN - Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi menggambarkan buramnya sepak bola Indonesia. Dibanding negara lain, sepak bola Indonesia masih jauh tertinggal.

Namun, Edy yang kini juga menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara itu menegaskan tidak akan mundur sebagai Ketum PSSI hingga 2020, meski desakan Edy Out masih menggema.

"Saya katakan kepada presiden kalau kita belum memiliki pemain bola yang pas, kuantitas saja masih kurang, apalagi kualitas," beber Edy saat bersilaturahmi dengan awak media di Aula Raja Inal, Gedung Pemprov Sumut, Rabu (5/12).

Berdasarkan data pada 2016, jumlah pemain Indonesia sangat minim. Seperti Belanda memiliki 1,2 juta pemain dari total 16,7 juta penduduk. Kemudian Spanyol memiliki 4,1 juta pemain dari 46,8 juta penduduk. Jerman memiliki 6,3 juta pemain dari 80,7 juta penduduk.

Kemudian Thailand 1,3 juta pemain dari 64,6 juta penduduk. Singapura memiliki 190 ribu pemain dari 4,5 juta penduduk. Sementara Indonesia hanya memiliki 67 ribu pemain dari 250 juta penduduk.

Ini yang menjadi salah satu alasan Edy tidak akan mundur dari jabatan Ketum PSSI. Dalam kesempatan itu dia juga meminta agar media membuat pemberitaan yang baik. "Tolong jangan di-bully lagi saya. Kalau mau beritakan. Beritakanlah ini," ujar Edy.

Selain itu, Edy juga mengatakan jumlah pelatih yang dimiliki Indonesia. Saat ini Spanyol memiliki 22 ribu pelatih, Jerman 28.668 pelatih, Thailand memiliki 1.100 pelatih, Malaysia memiliki 1.810 pelatih, Singapura memiliki 170 pelatih dan Indonesia memiliki 197 pelatih.

Soal wasit FIFA, Indonesia dikatakannya masih minim. Spanyol memiliki 47 wasit, Jerman 43, Belanda 41, Thailand 19, Malaysia 26, Singapura 15, Vietnam 19 dan Indonesia hanya memiliki lima orang wasit. "Itu pun saat ini yang aktif tinggal 2 wasit," ungkapnya.

Edy Rahmayadi pernah bilang ke presiden bahwa Indonesia belum memiliki pemain bola yang pas. Kuantitas saja kurang, apalagi kualitas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News