Fahri Kritik Wacana Kemendikbud Hidupkan Kembali Mapel PMP

Fahri Kritik Wacana Kemendikbud Hidupkan Kembali Mapel PMP
Fahri Hamzah. Foto: Humas DPR

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengkritik rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengembalikan mata pelajaran (mapel) Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Fahri menganggap hal itu merupakan bagian dari kegamangan pemerintah.

Menurut dia, mengajarkan civic education itu memang harus arus besar, tapi tidak harus PMP karena dikhawatirkan punya interpretasi totaritarian yang menganggap bahwa nantinya pemimpin negara itu tidak bisa disalahkan atau selalu benar komunalitas selalu mengalahkan invidualitas.

“Padahal, kan tidak selalu begitu. Yang benar adalah benar, meskipun dia minoritas. Yang salah adalah salah meskipun dia dominan dan mayoritas. Begitu cara berpikir dalam demokrasi,” katanya di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (27/11).

Karena itu, Fahri menilai pemerintah rupanya tidak mengalami kemajuan dalam menafsir pelajaran kewarganegaraan atau civic organization.

“Dalam masa transisi sebenarnya sudah dibuat juga kurikulum kewarganegaraan, itu saja dikembangkan lagi,” ungkap politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB), itu.

Selain itu, lanjut Fahri, dikembangkan lagi misalnya Televisi Republik Indonesia (TVRI) dikembangkan lagi menjadi beberapa televisi. Misalnya, salah satu channel-nya 24 jam soal film tentang bagaimana menjadi warga negara yang baik, sehingga konten-konten kewarganegaraan masuk di dalamnya.

“Jangan gelagapan kemudian bikin PMP yang lama dibalikin lagi. Itu kan seperti tidak maju pikirannya. Justru televisinya bertugas melakukan pendidikan kewarganegaraan,” paparnya.(boy/jpnn)


Dalam masa transisi sebenarnya sudah dibuat juga kurikulum kewarganegaraan, itu saja dikembangkan lagi.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News