Fakta Atau Mitos Deodoran Penyebab Kanker Payudara

Fakta Atau Mitos Deodoran Penyebab Kanker Payudara
Akibat deodoran. Foto: Comotirarmanchas.com

jpnn.com - Saat ini deodoran menjadi salah satu kebutuhan yang wajib selalu ada dimanapun dan kemanapun, karena menjadi solusi untuk keringat di ketiak berlebih. Namun, ada yang menyebutkan deodoran berpotensi menyebabkan kanker payudara.

"Tidak ada studi epidemiologi yang kuat dalam literatur medis yang menghubungkan risiko kanker payudara dan penggunaan antiperspiran dan sangat sedikit bukti ilmiah untuk mendukung klaim ini," kata Dr. Tsippora Shainhouse, seorang dokter kulit bersertifikat, seperti dilansir laman SheKnows, Selasa (28/8).

Shainhouse menunjuk pada penelitian epidemiologi yang dirancang dengan hati-hati mengenai masalah ini, yang diterbitkan dalam Journal of National Cancer Institute pada tahun 2002 lalu.

Penelitian membandingkan 813 wanita dengan kanker payudara dan 793 wanita tanpa kanker. Para peneliti tidak menemukan hubungan antara risiko kanker payudara dan penggunaan antiperspiran atau deodoran.

Shainhouse menjelaskan bahwa dasar dari rumor ini adalah bahwa sebagian besar kanker payudara berkembang di kuadran luar atas payudara (seperempat dari payudara yang paling dekat dengan ketiak) karena daerah tersebut paling dekat dengan kelenjar getah bening yang terkena antiperspirant.

Namun kenyataannya, tidak ada bukti untuk mendukung klaim bahwa lokasi kanker di dalam payudara berhubungan dengan deodoran.

Jadi mengapa teori ini ada di tempat pertama? Itu semua bermuara pada aluminium.

Bahan aktif dalam antiperspirant adalah senyawa berbahan dasar aluminium, yang memblokir kelenjar keringat untuk menjaga keringat agar tidak sampai ke permukaan kulit.

Muncul kepercayaan bahwa penggunaan deodoran di ketiak mampu meingkatkan potensi penyakit kanker payudara. Lantas, apakah ini fakta atau sekadar mitos?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News