Fakta tentang Penyakit Difteri yang Perlu Anda Tahu

Fakta tentang Penyakit Difteri yang Perlu Anda Tahu
Pelajar disuntik vaksin anti-difteri. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com - Penyakit difteri sempat meresahkan seluruh masyarakat Indonesia sekitar 1 tahun yang lalu. Secara mendadak, penyakit yang bisa menyerang segala usia ini mewabah dan menyebabkan jumlah kematian yang tidak sedikit.

Keresahan pun timbul di tengah masyarakat. Karena penyakit yang seharusnya telah menghilang dari negara ini tanpa diduga ternyata muncul lagi. 

Untuk mencegah hal yang sama terulang kembali, ada baiknya masyarakat Indonesia memperdalam pengetahuannya terkait penyakit difteri. Berikut adalah fakta-fakta tentang penyakit difteri yang perlu Anda ketahui.

1. Disebabkan oleh infeksi bakteri berbahaya

Difteri merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae. Bakteri yang sangat menular ini menyerang membran mukosa dari hidung dan tenggorokan. Gejala yang umum muncul pada penderita difteri adalah sebagai berikut:

  • Nyeri menelan
  • Suara serak
  • Demam dan menggigil
  • Bengkak pada kelenjar getah bening leher
  • Tubuh lemah, tidak nafsu makan
  • Sesak napas
  • Muncul lapisan tebal berwarna abu-abu yang menutupi dinding belakang tenggorokan
  • Lapisan tebal yang menutupi dinding tenggorokan adalah gejala difteri yang paling khas sekaligus paling ditakuti. Sebab, lapisan ini dapat menutup saluran pernapasan, menyebabkan penderita tidak dapat bernapas. 

Untuk menangani difteri, memang telah tersedia obat-obatan yang mampu melawan kuman. Sayangnya, kebanyakan kasus difteri terlambat diketahui dan sudah memasuki tahap lanjut.

Pada tahap ini, racun dari bakteri dapat menyebabkan kerusakan jantung, ginjal, dan sistem saraf. Maka, sekalipun bisa ditangani, difteri tetap terbilang mematikan. Menurut berbagai sumber, sekitar 3 persen penderita difteri akan meninggal akibat penyakit tersebut.

2. Pernah mewabah di Indonesia

Difteri pernah muncul secara masif pada akhir 2017. Pada saat itu, Kementerian Kesehatan sudah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) difteri di Indonesia. Hal ini disebabkan penyakit ini telah menyerang banyak penduduk di berbagai provinsi dalam waktu singkat.

Selama masih ada anak yang tidak mendapatkan imunisasi, atau imunisasinya tidak lengkap, tentunya anak masih dapat tertular penyakit difteri. Dengan begitu, penyakit difteri pun masih akan selalu ada di Indonesia.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News