Fenomena di Amerika Latin, Pemerintah Terpuruk

Fenomena di Amerika Latin, Pemerintah Terpuruk
Demonstrasi di Venezuela. Foto: AFP

Padahal, kaum papalah yang menjadi prioritas utama pemerintahan Chavez selama ini. Prinsip yang sama diterapkan Luiz Inacio Lula da Silva di Brasil dan Nestor serta Cristina Kirchner di Argentina. Di bawah Maduro, prinsip itu lenyap. Seiring dengan anjloknya harga minyak mentah dunia, Venezuela panen kemiskinan. Dan, unjuk rasa. Kini 93 persen warga tak punya cukup uang untuk membeli makanan.

Meski masih bertahan di kursi presiden, Maduro kian tak populer. Apalagi setelah dia melantik dewan konstitusi yang salah seorang anggotanya adalah sang putra. Hanya sekitar 21 persen rakyat yang masih mendukungnya. Belum lama ini, AS menjatuhkan sanksi kepada belasan legislator Venezuela. Pemimpin 54 tahun itu mengaku bangga disanksi. Tapi, belakangan, dia malah mengajak Presiden Donald Trump berunding. (*)

---

ARGENTINA

Berakhirnya Dua Dinasti Lama

Kemenangan Mauricio Macri dalam Pilpres Argentina 2015 mengakhiri dominasi dinasti politik Peron dan Kirchner. Argentina yang dulu gigih melawan AS pun kini berhaluan kanan tengah. Politikus yang pernah menjadi bos klub Boca Juniors itu jauh lebih moderat ketimbang pendahulunya, Cristina Kirchner.

Kirchner, Nestor, dan Cristina mendominasi politik Argentina selama 12 tahun. Masyarakat miskin menjadi prioritas sekaligus kunci kemenangan politik mereka. Tapi, saat harga barang-barang komoditas melemah di pasaran, Argentina pun dilanda krisis. Rakyat mendambakan perubahan. Dan, Macri siap memberikannya kepada rakyat. Kini strategi pe­mimpin 58 tahun itu sedang diuji. (*)

---

Apa yang sebenarnya sedang terjadi dengan Amerika Latin yang dulu menjadi lahan subur pemerintahan kiri?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News