Fenomena di Amerika Latin, Pemerintah Terpuruk

Fenomena di Amerika Latin, Pemerintah Terpuruk
Demonstrasi di Venezuela. Foto: AFP

Hanya Unggul Tipis

Fakta bahwa Presiden Lenin Moreno hanya unggul sekitar 2,32 persen atas rivalnya, Guillermo Lasso, dalam babak kedua pemilihan presiden (pilpres) Ekuador menjadi fakta baru melemahnya ideologi kiri di Amerika Latin. Sebelumnya, Argentina dan Brasil lebih dulu berubah haluan. Tepatnya lebih ke tengah. Sedangkan Kuba menjadi lebih lunak setelah normalisasi hubungan dengan AS.

Selama ini, Ekuador identik dengan Rafael Correa, presiden yang bertahan di puncak kekuasaan selama 10 tahun. Di bawah Correa, perekonomian bisa tetap tumbuh dengan angka pertumbuhan rata-rata 3 persen dan angka kemiskinan turun 10 persen. Pada 2015, Ekuador bisa kembali membayar utangnya.

Sayang, masa jabatan Correa berakhir tahun ini. PAIS Alliance, partai Correa, lantas mengusung Lenin Moreno yang semula menjabat wakil presiden sebagai pengganti. Berkat popularitas Correa, Moreno unggul atas rivalnya meski sangat tipis. Ekuador pun sukses mempertahankan kepemimpinan sayap kiri. (*)

---

BOLIVIA

Tak Lagi Populer

Pamor Evo Morales sebagai pemimpin berhaluan kiri pudar tak lama setelah pelantikannya sebagai presiden untuk kali ketiga pada 2014. Dia juga sempat mengusulkan amandemen konstitusi yang akan membuatnya bisa kembali mencalonkan diri untuk kali keempat pada 2020 nanti. Melalui referendum, rakyat menolaknya.

Apa yang sebenarnya sedang terjadi dengan Amerika Latin yang dulu menjadi lahan subur pemerintahan kiri?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News