Gara-gara Jengkol dan Petai, Optimisme Jokowi Diragukan

Gara-gara Jengkol dan Petai, Optimisme Jokowi Diragukan
Ilustrasi kelapa sawit. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono meragukan optimisme yang selalu didengungkan oleh Presiden Jokowi, terutama menjelang Pilpres 2019.

Hal itu gara-gara statemen Jokowi yang tidak memberikan solusi terhadap anjloknya harga tandan buah segar (TBS) sawit, tapi menyarankan petani sawit beralih menanam jengkol dan petai karena harganya lebih mahal.

"Apakah jawaban agar perkebunan sawit diganti dengan menanam jengkol sama petai merupakan optimisme? Itu bukan optismisme dari Jokowi pada petani sawit, tapi tong kosong berbunyi nyaring yang bukan solusi yang diharapkan masyarakat," kata Arief di Jakarta, Rabu (19/12).

Dia juga menyebutkan bahwa dalam empat tahun kepemimpinan Presiden ketujuh RI tersebut, harga CPO (crude palm oil) maupun TBS terus merosot. Penurunannya pun sekitar 50 persen.

"Mana optimisme yang diberikan Jokowi ketika keadaan ekonomi makin sulit di sektor perkebunan sawit? Padahal CPO itu merupakan komoditas ekspor paling besar menyumbangkan devisa negara," ucap Arief.

Ketua dewan pembina APPKSI (Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit Indonesia) ini juga mengingatkan Jokowi bahwa jatuhnya harga sawit berbahaya bagi perekonomian nasional. Di mana kredit macet akan terjadi di sektor perkebunan sawit.(fat/jpnn)

 


Saran Presiden Jokowi agar petani kelapa sawit beralih menanam jengkol dan petai, dinilai bukan sebuah kalimat optimisme.


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News