Gencatan Senjata dengan Palestina Bikin Israel Retak

Gencatan Senjata dengan Palestina Bikin Israel Retak
PM Israel Benjamin Netanyahu. Foto: AFP

jpnn.com, TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu harus membayar mahal gencatan senjata di Jalur Gaza pekan lalu. Avigdor Lieberman, sekutu dekatnya, mengundurkan diri. Sekaligus mencabut dukungan partainya, Yisrael Beiteinu, terhadap pemerintahan. Kini sebagian partai dalam koalisi pemerintah menuntut percepatan pemilu.

Kabar buruk bagi pemerintahan Netanyahu itu menjadi berita bagus bagi Hamas. Kelompok yang berkuasa di Jalur Gaza tersebut merayakan mundurnya Lieberman dan partainya dari koalisi. Hamas merasa menang karena bisa mengguncang koalisi Israel lewat gencatan senjata yang diprakarsai Mesir dan PBB itu.

"Orang-orang Israel terkejut melihat betapa lemahnya pemerintahan mereka," ujar salah seorang senior Hamas.

Lieberman yang adalah ketua partai Yisrael Beiteinu itu tak suka dengan gencatan senjata di Jalur Gaza. Lieberman satu suara dengan penduduk Kota Sderot di Jalur Gaza. Sekitar 460 roket milik Hamas jatuh di wilayah tersebut sepanjang pertempuran awal pekan lalu. Mereka berang. Tapi, mereka tidak menginginkan gencatan senjata.

"Meski kami merasa kasihan dengan penduduk sipil Palestina yang tidak berdosa, saya rasa kita tetap harus melanjutkan ini," ujar Maxine Dorot, penduduk Kota Ashkelon. Sama dengan Sderot, kota itu pun berbatasan dengan Jalur Gaza.

Namun, Netanyahu tidak ingin pertempuran berlanjut. Bagi Israel, satu nyawa sangat berarti. Apalagi, jika itu nyawa personel militer. "Saya tak menginginkan perang yang tidak perlu," tegas Netanyahu di hadapan Knesset, parlemen Israel.

Dia sadar, mustahil bagi IDF untuk membasmi tuntas Hamas. Sebab, setiap kali ada yang mati, ada orang lain yang menggantikannya.

Jalur Gaza tidak sama dengan Syria. Jika bom yang dijatuhkan di Syria bisa membuat konsolidasi Iran tertunda, tidak demikian halnya di Jalur Gaza.

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu harus membayar mahal gencatan senjata di Jalur Gaza pekan lalu.

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News