Giro Wajib Minimum Averaging Berpotensi Dongkrak Kredit
Terkait dengan efektivitas GWM averaging terhadap likuiditas perbankan, Lana menilai dampaknya baru terasa dalam jangka panjang.
Selain itu, efektivitasnya juga dipengaruhi kondisi DPK perbankan.
”Kalau (dana pihak ketiga yang ditempatkan di bank) lebih banyak daripada korporasi dan pemerintah, masih sulit. Meski yang masuk besar, penarikannya juga besar. Beda jika DPK-nya diisi sektor ritel dan konsumen,” ucap Lana.
GWM akan berpengaruh ke pertumbuhan kredit dan ekonomi secara makro jika perbankan dapat memanfaatkan GWM averaging dengan baik.
Artinya, kelebihan likuiditas karena kelonggaran GWM bisa digunakan untuk ekspansi kredit.
”Kredit itulah yang bisa digunakan untuk mendorong perekonomian,” ujar Lana. (agf/c23/noe)
Aturan baru giro wajib minimum (GWM) averaging yang diberlakukan mulai 1 Juli lalu diyakini membuat likuiditas di sektor keuangan semakin dalam.
Redaktur & Reporter : Ragil
- CLIK Siap Dukung Lembaga Keuangan Menghadirkan Fasilitas Pinjaman Terjangkau
- Kemenkes Sebut Air Minum jadi Pilar Mencapai Indonesia Emas 2045
- Dukung UMKM Naik Kelas, Kanwil Bea Cukai Banten Jalankan Sejumlah Kegiatan
- Tak Perlu ke Lokasi, Masyarakat Bisa Menukar Uang THR Lewat Aplikasi PINTAR
- BI Sumsel Sediakan 145 Titik Penukaran Uang Lebaran, Cek di Sini Lokasinya
- BI Sumsel Bantu Jaga Stabilitas Daerah, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi