Gudeg sebagai Bekal ke Tempat Terdingin di Muka Bumi
Luka-luka lantaran terpeleset, terantuk batu, terpukul palu, dan lecet di perjalanan menjadi hal biasa yang ditangani seketika.
Bahkan, selama perjalanan pergi dan pulang naik kapal, Nugroho adalah sosok yang tahan banting.
”Kondisi gelombang samudra selatan sangat tinggi dan bisa membuat kapal miring 30 derajat. Saat sebagian besar mabuk laut, saya tidak pernah,” ujarnya.
Kini, menjelang akhir perjalanannya, Nugroho sudah sangat ingin melepas peluk rindunya dengan keluarga.
Dia juga sudah ingin mencicipi ayam goreng kremes dan rawon kesukaannya. Selain itu, dari hasil penelitian, Nugroho memiliki keinginan besar.
Salah satunya, memublikasikan hasil penelitian tersebut dalam jurnal ilmiah, baik nasional maupun internasional.
Sebagian sampel batuan yang dibawa saat ini akan disumbangkan ke museum geologi.
Sebagian lagi digunakan untuk bahan ajar mahasiswanya di kampus.
Bersama tim geologi Jepang, Nugroho Imam Setiawan menjadi satu-satunya peneliti asal Indonesia yang diajak bergabung untuk melakukan penelitian di
- Kemlu Proses Pemulangan Jenazah 6 WNI yang Tenggelam di Laut Jepang
- Libur Lebaran, Venna Melinda Ingin Kunjungi 4 Kota di Jepang Gegara Hal Ini
- Makan Sushi dan Kuliner Jepang Sepuasnya, Hanya di Sini!
- Innalillahi, 6 WNI Tewas dalam Kecelakaan Kapal Tanker di Jepang
- Salah Tulis di Brosur, Mercedes-Benz AG Didenda Miliaran Yen di Jepang
- Jangan Khawatir Makan Sushi dan Jajanan Khas Jepang di AEON, Semua Sudah Tersertifikasi Halal