Guru Honorer Diandalkan tapi Nasibnya Memprihatinkan

Guru Honorer Diandalkan tapi Nasibnya Memprihatinkan
Guru sedang mengajar. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, PONTIANAK - Aksi unjuk rasa sekitar 800 orang guru honorer yang tergabung dalam Forum Guru Honorer Non Kategori (Forgonri) Kabupaten Sambas, Kalbar, pada Rabu (14/3), mendapat respons kalangan dewan.

Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalbar H Suriansyah menyatakan dirinya sangat berempati terhadap perjuangan yang dilakukan ratusan guru honorer untuk mendapatkan SK honorer non kategori.

"Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan. Apalagi banyak sekali sekolah di Kabupaten Sambas yang mengandalkan guru honorer. Tetapi sampai saat ini tidak ada pengangkatan," tegas Ir H Suriansyah, MMA, Rabu (14/3).

Bahkan, wakil rakyat asal Dapil Kabupaten Sambas ini mengungkapkan, selama ini beragam persoalan serta kesulitan dialami para guru honorer di seluruh tingkatan SD sampai SMA di Kabupaten Sambas.

Mulai dari kecilnya honor yang diterima hingga kejelasan status mereka yang terkesan diabaikan pemerintah.

“Saya sering mendapati aspirasi yang disampaikan para guru honorer di Kabupaten Sambas ihwal nasib mereka ketika melakukan kegiatan reses. Saya mengingatkan seharusnya moratorium pengangkatan CPNS tidak disamakan, karena keperluan guru sangat tinggi," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, legislator Partai Gerindra ini mencontohkan, seperti yang dialami SMK Jawai Selatan yang hanya memiliki sembilan guru tetap, sedangkan 20 guru lainnya berstatus honorer.

"Itupun sebenarnya kurang. Terhadap guru tersebut yang tidak ada pengangkatan, sehingga tidak bisa digaji. Kalaupun digaji sangat kecil gajinya," ulasnya.

Selama ini keberadaan guru honorer diandalkan sebagai solusi kekurangan tenaga pendidik, namun hingga sekarang nasibnya sangat memprihatinkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News