Harga BBM Naik, Pengusaha Makanan Ringan Menjerit

Harga BBM Naik, Pengusaha Makanan Ringan Menjerit
Harga BBM naik per 1 Juli 2018. Foto: Dimas Prabowo/Radar Banyumas/JPNN.com

jpnn.com, GRESIK - Siapa bilang kalangan bawah tidak terdampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang baru saja terjadi?

Para pengusaha makanan ringan di sentra UKM Desa Morowudi, Gresik turut merasakan. Harga bahan baku mulai naik.

Ongkos produksi makanan ringan pun meningkat. Kondisi itu mulai dirasakan pengusaha kecil di sentra makanan ringan Dusun Ngebret, Desa Morowudi, Kecamatan Cerme.

Ketua Paguyuban Makanan Ringan Dusun Ngebret Umi Khulsum menyatakan, banyak anggota paguyuban yang terpaksa berhenti produksi.

"Karena harga bahan baku dan biaya produksi naik, sedangkan harga jual tetap sama," ujar Umi Khulsum.

Menurut pembuat kue pastel itu, usaha makanan ringan yang paling terdampak kenaikan harga BBM adalah usaha keripik pisang dan singkong.

Pisang dan singkong diambil dari luar Gresik. Bahkan, ada yang kulakan dari Malang. Harga singkong dan pisang naik. Soalnya, ongkos transportasi naik.

"Harga singkong kini Rp 2.750 per kilogram. Padahal, sebelumnya hanya Rp 1.500," ungkap perempuan berhijab tersebut.

Harga bahan dasar untuk makanan ringan menjadi mahal setelah kenaikan harga BBM.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News