Hari Maritim: Beribu Maaf, Sriwijaya Bukan Nama Kerajaan

Hari Maritim: Beribu Maaf, Sriwijaya Bukan Nama Kerajaan
Wenri Wanhar, di tengah samudra. Foto: Instagram

jpnn.com, MUARO JAMBI - Sepasang buku karya sejarawan Wenri Wanhar berjudul 'Sri Buddha Bukan Sriwijaya' dan 'Bangsa Pelaut Kisah Setua Waktu' menjadi menu pembahasan dalam musyawarah di altar kedaton Candi Muara Jambi, Minggu (23/9) siang.

Musyawarah ini bukan tak ada angin tak ada hujan. Rembuk yang akan dihadiri tokoh adat, pegiat budaya, peneliti sejarah, mahasiswa dan pecandu ilmu pengetahuan ini digelar dalam rangka Hari Maritim Nasional yang jatuh tepat hari ini.

Peringatan Hari Maritim atau boleh juga disebut Hari Bahari di Kompleks Candi Muara Jambi siang nanti digagas oleh Seloko Institute, Yayasan Padmasana dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Jambi.

Wenri Wanhar, si peracik sepasang buku tadi, mengusung reportase sejarah. Pria yang juga redaktur di JPNN.com ini membaca atau meriset lalu menyajikan kembali dengan teknik jurnalistik.

Berikut pengakuannya. (kda/jpnn)

Kisah sepasang buku ini buah karya, buah pikir, buah peluh orang banyak. Gotong royong semua makhluk, dari segala unsur. Beta hanya merangkainya.

Ritual sirih sekapur di altar Kedaton, Candi Muara Jambi sebuah penghormatan kepada leluhur, para empunya masa lampau, sebelum kedua naskah itu naik cetak jadi buku.

Layaknya sepasang kekasih, kedua naskah ini saling melengkapi.

Sadarah…

Sejarawan Wenri Wanhar punya kisah tentang Sriwijaya, yang sedikit banyaknya akan dibahas dalam musyawarah di kedaton Candi Muara Jambi siang ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News