Hebat, Mahasiswa Petra Surabaya Juarai Kontes Internasional

Hebat, Mahasiswa Petra Surabaya Juarai Kontes Internasional
Tiga sekawan ini sukses mencatat prestasi. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Tiga mahasiswa Teknik Sipil Universitas Kristen (UK) Petra yakni Ricky Surya, Nico Christiono, dan Kent Setiono berhasil mengharumkan nama Indonesia setelah menjuarai kontes membuat beton level internasional.

Kejuaraan tersebut bertajuk International Concrete Competition (ICC) yang berlangsung di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Surakarta. Lomba itu diadakan dalam rangkaian Civil Week 2018 pada awal November. Selain Indonesia, ada peserta yang berasal dari India, Malaysia, dan Filipina.

Ricky cs memulai perjalanannya dengan mengirim sebuah video tes berdurasi 10 menit. Di dalam video tersebut, para mahasiswa itu harus bisa membuktikan bahwa beton yang mereka produksi kuat. Mereka juga menjelaskan bahwa bahan yang dipakai merupakan bahan ramah lingkungan, sesuai dengan kriteria penjurian. Di antara 33 proposal peserta, hanya enam yang lolos seleksi. 

Beton yang mereka pakai berbahan dasar limbah bangunan alias gragal yang sering dibuang begitu saja. Ketiganya pun menghaluskan gragal-gragal tersebut. Setelah memilih yang paling halus, mereka pun mencampur kerikil. "Beton milik kami ini self-compacting concrete alias bisa memadat sendiri," tambah Kent.

Untuk menempuh itu, Kent cs mengganti keseluruhan komposisi beton. Mereka menambahkan bahan bubuk lebih banyak ketimbang kerikil yang dimasukkan ke adonan beton. Hasilnya, beton ciptaan mereka cenderung lebih cair. Namun, lebih cepat padat. 

Pengujian dilakukan dengan cara memasukkan adonan beton ke corong terbalik. Jika adonan meluber ke mana-mana, komposisi beton tersebut berarti sudah benar. Untuk mencapai hal itu, tiga sekawan tersebut harus melewati berbagai macam pengujian. Mereka melakukan 10 kali tes hingga mendapatkan campuran yang cocok. "Ada tambahan superplasticizer ini yang membuat beton jadi self-compacting," tambah Nico.

Ketika diuji, beton karya mereka bisa mengampu 25 MPa (megapascal) dalam sehari. MPa merupakan satuan turunan untuk mengukur kekuatan menahan tekanan. Padahal, biasanya hasil itu baru bisa didapat beton dengan usia 25 hari. (bin/c7/ady) 

Beton yang mereka pakai berbahan dasar limbah bangunan alias gragal yang sering dibuang begitu saja


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News