Hoaks dan Ujaran Kebencian Ancam Keberagaman

Hoaks dan Ujaran Kebencian Ancam Keberagaman
Konferensi pers menjelang acara bertajuk Gerakan Ikrar Kebangsaan yang diselenggarakan Aliansi Anak Bangsa Untuk Indonesia (ABI) di Jakarta, Kamis (28/2). Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Ma'arif merasa prihatin dengan maraknya ujaran kebencian dan hoaks di tengah masyarakat menjelang Pemilu dan Pilpres 2019.

“Saya pikir yang masif itu sebenarnya ujaran kebencian, fitnah, dan tuduh-menuduh,” kata Buya Syafii dalam konferensi pers menjelang acara bertajuk Gerakan Ikrar Kebangsaan yang diselenggarakan Aliansi Anak Bangsa Untuk Indonesia (ABI) di Jakarta, Kamis (28/2).

Acara Doa dan Ikrar Anak Bangsa sendiri akan dihelat di Monas, Jakarta, 24 Maret 2019 mendatang.

Kegiatan itu akan diikuti masyarakat dan lintas agama, kepercayaan, suku, dan etnis. Hadir pula tokoh agama, adat, pemuda, pejabat, seniman, dan budayawan.

Buya Syafii pun menyesalkan sikap pihak-pihak yang membawa-bawa nama Tuhan dalam urusan politik.

Dia juga mengutip ucapan mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta mengenai syarat demokrasi bisa berjalan baik.

"Mohammad Hatta mengatakan demokrasi hanya bisa berjalan dengan tiga cara, yakni tanggung jawab, rasa memiliki, dan lapang dada,” tambah Buya Syafii.

Sementara itu, inisiator Gerakan Ikrar Kebangsaan Ngatawi Al Zastrouw mengatakan, keberagaman merupakan tradisi bangsa Indonesia.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Ma'arif merasa prihatin dengan maraknya ujaran kebencian dan hoaks di tengah masyarakat menjelang Pemilu dan Pilpres 2019.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News