Hongyi dan Shangwu Lebih Memikat daripada Hsien Loong dan Hsien Yang

Oleh: Dahlan Iskan

Hongyi dan Shangwu Lebih Memikat daripada Hsien Loong dan Hsien Yang
Dahlan Iskan. Foto: dokumen JPNN.Com

Apa kata Wei Ling?

Katanya: ’’Ibu saya telah menetapkan standar yang tinggi untuk saya kalau saya ingin menjadi seorang ibu yang baik. Mungkin karena itu saya memutuskan untuk tidak mau jadi ibu. Saya tidak akan bisa hidup di sekitar suami. Atau mungkin suami tidak akan bisa hidup di sekitar saya.’’

Ucapan Wei Ling itu sangat bagus. Tapi bisa juga menohok. Atau ada yang merasa tertohok: Hoching. Iparnya. Istri perdana menteri yang amat berkuasa.

Hoching adalah bos tertinggi Temasek Holding. Semua BUMN Singapura di bawahnya. Dia juga memegang semua dana cadangan Singapura. Dia dinobatkan jadi wanita terkuat di dunia No 30.

Orangnya sendiri sangat sederhana. Ruang kerjanya sederhana. Hoching adalah lulusan teknik elektro dengan kelulusan terbaik dari Inggris.

Tapi, model seorang ibu yang baik di mata Wei Ling adalah sosok ibunya. Meski menjadi istri Lee Kuan Yew yang begitu berkuasa, sang ibu tidak pernah mau tampil. Tidak boleh ikut campur urusan suami. Apalagi itu urusan negara. Sang ibu selalu menempatkan diri di belakang layar. Menjadi penasihat yang tidak diam.

Kelihatan sekali bahwa Wei Ling tidak bisa menerima cara Hsien Loong mengekang kebebasan berpikir dan menempatkan istrinya sebagai orang paling kuat kedua di Singapura.

Si bungsu Hsien Yang kurang lebih sama. Berani melakukan otokritik. Mengoreksi kelemahan pemerintah. Prestasi akademik Hsien Yang memang tidak kalah dengan kakak sulung. Juga sama-sama mengabdi di militer. Bahkan pangkatnya sama-sama brigjen.

Apakah perpecahan di keluarga Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong terkait dengan suksesi?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News