Hutan dan Lahan di Babel Masih Kritis

Aktivitas Tambang jadi Salah Satu Faktor Utama

Hutan dan Lahan di Babel Masih Kritis
Hutan dan Lahan di Babel Masih Kritis
PANGKALPINANG - Kerusakan hutan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dilaporkan sempat berada pada tingkat mengkhawatirkan. Pasalnya, seperti tercatat di Dinas Kehutanan Provinsi Babel, beberapa waktu lalu, dari hutan yang ada di daratan Babel (seluas) 1,6 juta hektar, kurang lebih 65 persen di antaranya kritis. Sedangkan kawasan yang belum terjamah oleh tangan manusia mencapai lebih dari 30 persen.

Data itu sendiri sudah diambil pada tahun 2004 lalu. Data disebutkan diambil melalui satelit oleh tim dari Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPLH) Wilayah II Palembang. "Kerusakan hutan dimungkinkan terjadi oleh aktivitas penebangan liar (illegal logging) serta penambangan liar (illegal mining) yang sedang marak-maraknya," ungkap Kepala Dinas Kehutanan Babel, Andri Wahono, Rabu (2/2).

Meski begitu, perkembangan yang terjadi belakangan, disebutkan Andri pula, sudah cukup menjanjikan. Hal itu antara lain berdasarkan data foto udara tahun 2009 yang diambil oleh CIS, di mana terlihat ada perkembangan hutan yang diperbaharui. Sementara berdasarkan data dari Balai Pengolahan Air Aliran Sungai Baturusa Cerucuk Babel pula, disebutkan bahwa telah mulai ada kesadaran masyarakat yang mendorong berkurangnya lahan kritis.

"Kawasan hutan yang rusak, kini telah ditutup sejak tiga tahun belakangan. Ini (juga) dikarenakan para penambang (telah) berpindah ke daerah lautan, yaitu (mengelola) tambang apung," terang Andri pula.

PANGKALPINANG - Kerusakan hutan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dilaporkan sempat berada pada tingkat mengkhawatirkan. Pasalnya, seperti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News