Sidang IPU 139 di Jenewa

Indonesia Dorong Resolusi untuk Dunia yang Berkeadilan

Indonesia Dorong Resolusi untuk Dunia yang Berkeadilan
Jazuli Juwaini, Delegasi Parlemen Indonesia pada Sidang Umum Inter-Parliamentary Union (IPU) 139 di Jenewa, Swiss 14-18 Oktober 2018. Foto: Dok. Humas DPR

jpnn.com, JENEWA - Delegasi Indonesia yang dipimpin Wakil Ketua DPR Agus Hermanto dan Fadli Zon, Ketua BKSAP Nurhayati Ali Assegaf dan Wakil Ketua Rofi Munawar serta Anggota Jazuli Juwaini, Evita Nursanty, Achmad Ferial, Melani Suharli, Irine Yusiana, Aryo Djojohadikusumo dan Dave Fikarno menghadiri Sidang Umum Inter-Parliamentary Union (IPU) 139 di Jenewa, Swiss 14-18 Oktober 2018.

Sejumlah isu dibahas dalam sidang-sidang komite dan assembly untuk menghasilkan resolusi yang akan diadopsi dalam Sidang IPU 139 kali ini. Mulai dari pembangunan berkelanjutan, ekonomi dan perdagangan, perdamaian dan keamanan internasional, hingga isu demokrasi, hak asasi manusia, pemberdayaan perempuan serta penanganan pengungsi dan imigran.

Menurut Anggota Delegasi Indonesia yang juga Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini, delegasi Indonesia sejak awal membawa misi bagaimana mewujudkan kehidupan dunia yang lebih aman, damai, dan berkeadilan dalam beragam aspek yang menjadi fokus bahasan Sidang IPU kali ini.

"Kami menyerukan dan mendorong parlemen dunia untuk menjadikan Sidang IPU sebagai momentum mempromosikan dunia yang lebih aman damai dan berkeadilan baik dalam aspek pembangunan, ekonomi, perdagangan, demokrasi dan hak asasi manusia maupun dalam upaya menghentikan perang, konflik dan kekerasan bersenjata di berbagai belahan dunia yang hanya menghasilkan penderitaan umat manusia," ungkap Jazuli.

Anggota BKSAP DPR ini memberikan penekanan pada isu penanganan korban perang, konflik, dan kekerasan bersenjata yang terjadi di dunia khususnya terhadap nasib rakyat Palestina, Suriah, Yaman dan Rohingnya di Myanmar.

Menurutnya, delegasi Indonesia menjadi menjadi satu-satunya negara yang menyuarakan penyelesaian tuntas dan komprehensif atas nasib pengungsi dan korban kekerasan bersenjata khususnya di Palestina, Suriah, Yaman dan Rohingya di Myanmar.

“Proposal kita tegas hentikan perang, konflik dan kekerasan. Berikan hak perlindungan kepada para korban dan pengungsi khususnya perlindungan kepada perempuan dan anak-anak," tegasnya.

Lebih lanjut, Anggota Komisi I DPR ini mengatakan dunia tidak boleh berhenti hanya dengan mengutuk, menyesalkan atau mengecam. Tapi, harus mengambil langkah nyata dengan memberikan solusi yang komprehensif.

Jazuli mengatakan perang, konflik, dan kekerasan bersenjata menjadi penyebab terbesar lahirnya korban jiwa dan kemanusiaan khususnya bagi perempuan dan anak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News