Jangan Kaget Melihat Bekas Darah di Rumah Duka

Jangan Kaget Melihat Bekas Darah di Rumah Duka
MA'SEMBA: Pengantaran jenazah di tempat terakhir dengan mengangkat peti jenazah yang diringi dendangan ritual dan loncat-loncat sebagai penghibur bagi keluarga yang ditinggalkan. Foto: YEDIDAH PAKONDO/RADAR TARAKAN/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Di mana pun Suku Toraja berada, selalu berusaha untuk membawa adatnya ketika tengah dihadapkan dengan duka cita. Perayaan pesta kematian Suku Toraja tetap dilakukan meski mereka berada di perantauan.

Bukan untuk memamerkan budaya leluhur, tetapi perayaan yang dilakukan Suku Toraja hanya ingin menghibur diri beserta keluarga besarnya yang baru saja ditinggalkan orang terkasih.

YEDIDAH PAKONDO, Tarakan

Ketika Anda berkunjung di pemakaman Suku Toraja yang berada di perantauan, jangan kaget ketika melihat bekas darah yang ada di sekitar kediaman rumah duka. Itu adalah darah kerbau yang muncrat saat disembelih.

Juga jangan heran melihat kunjungan tamu yang turut berbela sungkawa yang lama, silih berganti.

Dan biasanya keluarga yang ditinggakan tidak akan pernah berpindah tempat dan hanya duduk dekat jenazah saja hingga prosesi selesai.

Pada pelaksanaan pesta kematian di perantauan seperti di Tarakan, Kalimantan Utara, jenazah sangat jarang langsung dimakamkan begitu hari saat meninggal.

Karena pihak keluarga yang berduka masih perlu menunggu sejumlah sanak keluarga yang berada di daerah lain untuk datang hingga dapat dilanjutkan prosesi pemakaman.

Di mana pun Suku Toraja berada, selalu berusaha untuk membawa adatnya ketika tengah dihadapkan dengan duka cita. Perayaan pesta kematian Suku Toraja

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News