Jawab Tantangan Generasi Milenial, GP Ansor Gelar ‘Ansor Day Festival’

Jawab Tantangan Generasi Milenial, GP Ansor Gelar ‘Ansor Day Festival’
Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas. Foto: Source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia yang kita hadapi hari ini dan di masa mendatang berbeda sama sekali dengan Indonesia 5-10 tahun lalu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ada tiga perubahan yang terjadi di Indonesia di tahun-tahun mendatang. 

Pertama, meningkatnya penduduk yang tinggal di daerah urban. BPS memprediksikan tahun 2020 penduduk yang tinggal di kota mencapai 56,7 persen. Perubahan akan terjadi di semua lini, mulai budaya, nilai-nilai sosial, perilaku, hingga pola pikir.

Kedua, kelas menengah yang semakin besar, mencapai 62,8 persen penduduk. Ketiga, tren generasi muda yang disebut generasi Y atau Generasi Milenial yang semakin meningkat.

Proyeksi BPS menunjukkan, tahun 2019 penduduk Indonesia paling banyak akan berada di rentang usia 15 – 39 tahun. Tahun 2019 penduduk Indonesia yang berusia 15 – 39 tahun sebesar 39.64 persen.

Dibanding generasi sebelumnya, generasi milenial memang unik, terutama soal penggunaan teknologi dan budaya pop. Kehidupan generasi milenial juga tak lepas dari teknologi, terutama internet. Entertainmen atau hiburan juga menjadi kebutuhan pokok generasi ini.

Menghadapi perubahan ini, Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor menyelenggarakan Ansor Day Festival, yang juga rangkaian kegiatan Hari Lahir ke-83 GP Ansor. Ansor Day Festival dimaksudkan sebagai tonggak gerakan dakwah Islam Nusantara di perkotaan dan di kalangan generasi milenial.

“Melalui Ansor Day Festival, GP Ansor berusaha semakin hadir dan mendekatkan diri dengan generasi milenial kota,” kata Nuruzzaman, Ketua Panitia Harlah ke-83 Ansor, di sela persiapan acara, Jakarta, Jumat (28/04/2017).

Ansor Day Festival digelar Sabtu (29/04/2017), di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), mulai pukul 09.30 dan terbuka untuk umum alias gratis. Panitia menghadirkan Keynote Speaker Ketua Umum PP GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, dan pembicara-pembicara yang kompeten di bidangnya, seperti pengamat ekonomi, pengusaha muda, akademisi, dan pengamat radikalisme Indonesia dari generasi milenial.

Indonesia yang kita hadapi hari ini dan di masa mendatang berbeda sama sekali dengan Indonesia 5-10 tahun lalu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News