Jembatan Ambruk Jelang Pemilu, Presiden Pun Malu

Jembatan Ambruk Jelang Pemilu, Presiden Pun Malu
Jembata Sigiri di Kenya yang rubuh 26 Juni lalu. Foto: CNN

jpnn.com, NAIROBI - Amburknya Jembatan Sigiri di Kenya dapat berimplikasi negatif secara politis bagi presiden negara itu, Uhuru Kenyatta. Pasalnya, musibah itu terjadi menjelang pemilihan presiden di mana Kenyyata kembali maju.

Kenyatta dan Koalisi Jubilee yang mendukungnya menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai 'dagangan' utama dalam kampanye pilpres.

Karena itu, robohnya Jembatan Sigiri yang dia bangga-banggakan jelas menjadi tamparan telak bagi Kenyyata. Apalagi dia sempat menginspeksi langsung pengerjaan jembatan itu 14 Juni lalu.

Jembatan buatan Tiongkok yang menghabiskan anggaran USD 12 juta atau setara dengan Rp 160,5 miliar itu ambruk pada 26 Juni.

”Kami mematuhi semua standar yang ditetapkan sebelum dan selama pembangunan. Insinyur-insinyur kami berpengalaman dan kami sama-sama bingung dengan apa yang terjadi,” ujar manajer proyek China Overseas Construction and Engineering Company (COVEC) baru-baru ini.

Pembangunan dimulai pada 2015 dan diharapkan selesai bulan ini. Jembatan di Busia County itu membentang sepanjang 50 meter di atas Sungai Nzoia.

Saat ini pembangunan jembatan tersebut dihentikan sementara. Pemerintah Kenya tengah menyelidiki apa yang telah terjadi. Termasuk dugaan kelalaian. Lebih dari 20 pekerja luka-luka gara-gara tragedi itu.

Dalam berbagai kampanyenya, Kenyatta, yang mencalonkan diri lagi sebagai presiden, mengklaim bahwa jembatan itu akan mengubah kondisi sosial-ekonomi penduduk sekitarnya.

Amburknya Jembatan Sigiri di Kenya dapat berimplikasi negatif secara politis bagi presiden negara itu, Uhuru Kenyatta. Pasalnya, musibah itu terjadi

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News